Kapitalisme Merusak Pendidikan

 


Seiring menjalan waktu baik dari kita menyadari bahwa menjalani pendidikan di perguruan tinggi itu bukanlah suatu hal yang mudah karena setiap harinya mahasiswa itu sering banget di bidangan tugas, proyek dan ujian yang menutut komitmen dan dedikasi. Nah, tapi dibalik itu semua ada satu hal selalu menjadi perhatian utama yaitu biaya pendidikan. Karena seperti kita tahu kalau biaya pendidikan itu selalu naik setiap tahunnya, dari sekitar 3,7 juta lulusan SMA, SMK dan Madrasah setiap tahun ya baru 1,8 juta diserap perguruan tinggi, yang mana itu artinya masih ada 1,9 juta anak di Indonesia belum bisa ngerasain yang namanya bangku perkuliahan dan sebagian besar dari mereka yang ga bisa lanjut ke kuliah mereka tuh terhalang oleh kondisi ekonomi.


Bahkan yang bikin paranya lagi nih pas mahasiswa ini kuliah mereka tuh karena dapat tantangan lagi yaitu kenaikan biaya kuliah atau mungkin sering dengar dengan uang kuliah tunggal atau disingkat dengan UKT. Nah, kenaikan UKT ini menurutku bukan menjadi hal yang dianggap remeh lagi karena logikanya gini. Ketika biaya UKT ini naik, otomatisn kita harus mikir gitu. Gimana caranya buat bayar itu semua, apalagi kalau naik itu signifikan banget. Dan ini udah terjadi nih di beberapa universitas di Indonesia.

Dan mungkin beberapa mahasiswa ini jadi mikir lagi, gimana caranya mereka itu tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus terbebani sama yang namanya UKT yang cenderung terus naik oleh mereka. Jadinya ada yang mungkin kerja part time, freelance dan kerjaan sampingan lainnya, supaya mereka itu tetap bisa terus belajar di perguruan tinggi. Bukan apapun ya, tapi namanya kerjaan sampingan rata-rata gaji itu enggak sebesar kayak kerjaannya fulltime dan kalau sampai mahasiswa ini kerja sampingan, pastinya ini bakal ngaruh banget sama fokus belajar mereka dan juga pasti ngaruh ke fisik mereka karena udah banyak tugas kuliah ya kan terus ditambah lagi mereka harus kerja supaya bisa bayar dukt yang terus naik.

Akhirnya bisa terpungkiri kalau situasi ini membuat banyak mahasis jadi keberatan, sampai-sampai ada salah satu PTN di Indonesia yang membuat wacana skema pembayaran UKT dengan sistem cicilan plus pakai bunganya, dimana sistemnya itu lewat platform pinjaman online atau mungkin sering kita dengar dengan sebutan pinjol.

Makanya nggak heran kalau opsi pinjol buat baru kata ini jadi kontroversi di masyarakat. Sampai ada  anggapan bahwa kuliah itu scam ya karena hal ini gitu loh. Kita udah cape-capek kuliah, terus pas lulus terus mikir lagi gitu biaya pendidikannya ini ya kalau kita memang banyak banget tantangan-tantangan di dunia pendidikan saat ini ya kan? Nah makanya di pembahasan kali ini saya pengen bahas faktor apa aja yang menyebabkan kenaikan UKT ini. Dan saya juga bakal bahas tentang pinjol yang menjadi pilihan beresiko buat kita bayar UKT so baca sampai habis.

BAB 1 | PTN-BH

Sebelum saya bahas lebih jauh pinjol ini jadi opsi yang aga masuk akal buat bayar UKT, saya bakal bahas terlebih dahulu kenapa UKT ini bisa naik? Nah, salah satu penyebab UKT bisa naik secara signifikan, terutama di kampus negeri adalah karena penetapan status PTN BH atau perguruan tinggi negeri berbadan hukum. Nah, karena lewat perubahan status ini, kampus itu diberikan hak otonom sama pemerintah supaya bisa lebih mandiri ketika mengelola anggaran institusinya. Jadinya mereka cenderung lebih ngandeliln UKT ini sebagai salah satu sumber pendaftaran mereka buat menuhin kebutuhan kampus, kayak biaya operasional, biaya untuk fasilitas kampus, dan lain semacamnya.

Kita beri contoh misalnya kampus Unsoed atau Universitas Sudirman, nampak kita bisa lihat itu UKT mahasiswa di sana naik sampai ratusan persen dan ini pun sempat viral di beberapa media sosial. Nah, walaupun akhirnya untuk melakukan penyesuaian lagi terhadap biaya UKT, tapi menurut saya wajar aja kalau ini tuh jadi keresahan banyak orang, karena Presiden BMOD sendiri bilang kalau UKT itu naik dari 2,5 juta jadi 14 juta.

Ya bayangin aja itu naik berapa ratus persen gitu kan karena transisi PTN BH ini. Nah, selain alasan kebijakan PTN BH, ada juga alasan lain kenapa UKT ini bisa naik yaitu karena inflasi.

Contohnya gini deh inflasi di Indonesia menurut pemerintah itu kan diangkat 5-5 % ya otomatis biaya kayakya listrik, air, internet, dan lain-lainnya itu pasti juga kena imbasnya. Dan kampus gak mungkinkan pertahankan biaya UKT itu di level segitu aja pasti mereka bakal nyesuain dengan invasi ini makanya secara nggak sadar naiknya UKT karena invasi ini cukup berasa kalau ditarik selama 5 tahun ataupun lebih.

Dan kalau menurut saya harusnya pemerintah sama kampus itu bisa jelasin gitu, kenapa UKT ini bisa naik dengan jelas dan transparan? Jangan tiba-tiba naik itu aja dan juga pemerintah itu harusnya bisa cari altertif lain buat meringankan beban finansial mahasiswa kayak mungkin lebih banyakin lagi beasiswanya atau kasih program-program lain gitu. Supaya semua kalangan itu bisa ngerasain yang namanya kuliah, jangan ngeles bilang kalau kuliah itu ga wajib segala macem ya menurut gue nggak layak aja gitu bagi pemerintah buat bilang kayak gitu, karena gimana kita mau nyampe ke generasi emas 2045. Kalau masih dari tadi masih banyak yang sanggup itu buat biaya pendidikan.

BAB 2 | UKT Pinjol

Kalau kita bicara soal tingginya biaya kuliah ada laporan menarik dari Otoritas Jasa Keuangan yang bilang kalau pendanaan dari pinjaman online ke sektor pendidikan itu 2,47 triliun sampai Januari 2024.

Dan di awal tahun rame banget di sosmed berita tentang salah satu perguan tinggi yaitu yaa kampus itu yang menawarkan pembayaran UKT dengan platform pinjaman online yang bernama Dana Cipta. Skema ini sih sasarannya. Awalnya buat mahasiswa yang belum bisa membayar langsung biaya kuliah, tapi dengan syarat punya jaminan dan juga setuju sama persyaratan yang dibuat. Dan menurut saya ini hal yang aneh. Kenapa demikian? apapun lembaga pendidikan itu baik negeri ataupun swasta harusnya bisa memberi akses pendidikan yang murah dan berkualitas buat seluruh rakyat Indonesia. Harusnya ya, apalagi per tinggi negeri itu wajib banget hukumnya. Tapi dengan muncul skema pijol ini secara langsung nunjukin bahwa, ada komersialisasi dan pemerasan dalam pendidikan. Karena ia ter sendiri Pijol ini selalu mengambil keuntungan dari kesulitan setiap orang karena mereka itu meraup bunga dan biaya administrasi yang tinggi.

Dan kalau misalnya mereka tuh beneran make skema ini secara gak langsung juga mereka tuh nunjukin kurangangan kreativitas dan inovasi dalam mencari sumber pendandaan lain yang menurut gue lebih adil dan manusiawi. Karena ya harus lembaga pendidikan itu bisa ngasih solusi yang lebih adil. Terusnya skema pinjol ini juga berpotensi membuat mahasiswa terjerat dalam utang. Karena saya tahu orang yanggambil minnjaman online itu harus ber cicil setiap bulan dengan bunga yang cukup besar bahkan pertahun itu bisa sampai lebih dari 15%.

Nah kalau misalnya sampai ga mampu lunasin disitu yang saya takutkan adalah muncullah intimidasi-intimidasi yang datang, yang mana ini tuh bisa mengganggu proses belajar. Karena kalau orang pinjol ini nagih secara langsung serem banget gitu kan, bahkan mereka tuh sampe neror ke temen deket kamu atau bahkan bisa sampai ke keluarga kamu. Dan harusnya kalau kamu sebagai mahasiswa ketika kamu lulus dari kampus, pikiran kamu udah fokus sama yang namanya pengembangan diri dan juga karir bukan masih mikirin hutang besar karena biaya kuliah. Mungkin ini ya alasan kenapa pendidikan itu dibilang scam ya karena tadi ada institusi pendidikan yang terkadang lebih fokus pada keuntungan daripada pendidikan yang bisa mengembangkan SDM kita jadinya muncul de persepsi negatif kayak gini.

Terus apa dong? Alternatif lain selain pinjol untuk ngadapin UKT yang mahal dan juga kenaikan UKT?

Menurut saya sebagai mahasiswa itu bisa cari atau daftar beasiswa dari pemerintah, swasta, atau lembaga lainnya. Sebisa mungkin jangan pernah nyentuh yang namanya pinjol karena kedepannya bakal ngerepotin diri lu sendiri. Dan kalau misalnya ada kesempatan dari kampus, lu bisa ngajun permohonan keringanan UKT dan solusi buat pemerintah mungkin bisa diperbanyak lagi gitu beasiswa kayak KIP, Bidik Misi dan beasiswa yang lainnya supaya mahasiswa itu enggak terbebani sama biaya pendidikan yang tinggi.

Dan juga harus tepat nih sasarannya karena ada juga gitu kan yang nerima KIP, tapi ngakunya kayak kemarin-kemarin gitu jangan sampai ada kasus kayak kemarin-kemarin bahwa banyak banget pengguna KIP yang ternyata mereka tuh sangat mampu secara finansial dan mungkin bisa lebih dipertimbangin lagi buat kasih subsidi lebih besar kepada setiap universitas, supaya ini bisa menekan biaya kuliah.

Penutup

Kenaikan walaupun itu tunggal menurut saya menjadi hal yang krusial banget dan jadi perhatian yang serius, terutama bagi banyak mahasiswa dan masyarakat di Indonesia. Karena perlu diingat bahwa pendidikan itu jadi hak setiap warga negara yang seharusnya itu enggak menjadi beban finansial yang berat. Apalagi sampai ada tawaran baru UKT pakai pinjol yang menurut gue berpotensi membuat mahasiswa terjerat dalam utang. Harusnya Indonesia itu bisa lihat dan mencontoh beberapa negara maju gitu. Kayak Finlandia, Jerman, Prancis yang bahkan menawarkan kuliah secara gratis sampe S3 tuh bahkan setahu saya. Karena menurut saya kemajuan suatu negara itu bisa diukur dengan keunggulan SDMnya dan caranya ya dari pendidikan tinggi. Nah, kalau misalnya SDM nya ini tinggi gitu ya mereka tuh bisa selalu terdepan dalam inovasi dan hal ini jadi catatan terpenting buat mahasiswa di Indonesia bahwa kamu itu ga bisa sepenuhnya ngandelin pemerintah.

Kamu lebih aktif lagi buat cari informasi tentang berbagai beasiswa dan juga jangan ragu buat ngajuin keringanan UKT kalau diperluin karena balik lagi tujuan kamu itu kan ya supaya kamu bisa lebih fokus buat pengembangan diri, bukan malah fokus sama biaya pendidikannya, apalagi sampai punya pikiran supaya gaji setahun kerja nanti malah buat bayar biaya pendidikan selama kamu kuliah. Saya juga berharap sebagai pemerintah itu bisa lebih praktis lagi gitu terhadap pendidikan ini supaya anggaran yang dikeluarin itu benar-benar tepat sasaran. Karena katanya kan Indonesia itu pengen jadi generasi emas 2045 ya, pemerintah juga harus bisa mastiin bahwa pendidikan tinggi itu tetap menjadi sarana buat tingkatin kualitas hidup dan membuka peluang masa depan yang lebih baik bagi seluruh anak bangsa.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama