Teman-teman pernah tidak mengalami hal yang seperti ini, dimana ketika kita pagi mulai bekerja, kita membuka youtube atau sosial media yang kita punya. Kita pikir kita akan melihat barang sebentar saja, tapi ternyata tiba-tiba ketika kita melihat jam sudah menunjukkan waktu siang sehingga kita malah kaget dan kita tersadar bahwa waktu kita habis untuk menonton sosial media saja. Akhirnya setelah tersadar, kita berusaha untuk kembali fokus, misalnya dengan membuat kopi atau membuat teh atau yang lainnya untuk kembali fokus lagi. Eh, ternyata kita tidak bisa kembali lagi fokus kita buka lagi youtube kita, kita buka lagi sosial media kita atau misalnya kita menjadi seorang programmer, kadang kita ada waktu ya, dimana kita menunggu proses deploy aplikasi kita ke server.
Daftar isi
Sambil menunggu biasanya kita akan membuka
sosial media misalnya Facebook misalnya tiktok misalnya Instagram dan
sebagainya. Tapi ternyata ketika deploynya sudah selesai, kita malah masih asik
dengan Facebook kita ya, masih asik dengan sosial media yang kita punya. Atau
mungkin saat kita mulai coding kita mulai buntu kadang kita akan mencari
inspirasi di Google. Ketika inspirasi yang kita cari di Google tersebut tidak
kunjung kita dapatkan, kadang kita ingin istirahat barang sebentar saja dengan
buka HP. Tapi ternyata ketika kita sudah membuka HP, waktu yang kita lakukan di
HP itu terlalu lama kita buka WA kita, kita buka Facebook kita, kita buka shot
kita, kita buka tiktok kita dan akhirnya waktu kita pun habis juga di sana.
Sampai akhirnya kita berada di akhir dari jam
kerja kita. Kemudian kita berencana untuk esok hari akan berusaha lebih baik
lagi. Kemudian kadang kita berencana nanti saat di rumah akan membayar hutang
pekerjaan yang ada di kantor yang belum kita selesaikan. Tapi ternyata di rumah
saat kita cari ide kita membuka browser, ternyata yang kita buka adalah hal
yang lainnya misal youtube, Facebook atau sosial media yang lainnya. Sampai
malam dan akhirnya di rumah pun kita belum bisa mengganti hutang kerjaan kita
di pagi harinya.
Esoknya
Tiba saatnya kita berada di hari selanjutnya
kita bertekad untuk tidak membuka sosial media di awal bekerja. Kemudian tiba
saatnya kita melakukan coding, kita mengalami kebuntuan lagi dari proses coding
kita. Kemudian kita membuka browser, tetapi ternyata ketika kita membuka
browser tidak kunjung kita temukan solusi dari permasalahan coding kita.
Akhirnya terbukalah lagi yang namanya youtube, Facebook, Instagram dan yang
lainnya yang akhirnya kita melewatkan lagi hari tersebut yang akhirnya lagi
kerjaan kita menjadi tidak beres kita berhutang pekerjaan dan akhirnya menumpuk
juga tanggungan pekerjaan kita.
Kalau teman-teman pernah merasakan hal yang
sama berarti kita sama dimana banyak pekerjaan tertunda karena sosial media.
Tetapi saya berusaha tobat dan mulai tahu apa penyebabnya.
Dopamine Detox
Ketika mencari di internet, saya menemukan
sebuah istilah yang dinamakan dengan dopamin Detox. Intinya kita berlatih puasa
dari kebiasaan yang membuat kita ketagihan yang dipacu oleh suatu hal yang
disebut dengan dopamin.
Intinya adalah puasa dari hal-hal yang dianggap
menyenangkan. Misalnya dari sosial media youtube, Facebook, WA, Instagram
misalnya.
Dan waktu puasanya berapa? Lama waktu puasanya?
Bisa beberapa jam saja atau beberapa hari. Nah, ini tergantung dari tingkat
ketergantungan yang kita miliki.
Dopamine
Domin sendiri disebut sebagai neurotransmitter
atau pembawa pesan yang ada di dalam tubuh. Nah, siapa yang mengeluarkan? Yang
mengeluarkan adalah otak apa yang dibawa. Yang dibawa adalah pesan kesenangan.
Kalau kita ada dua hal, yang satu mudah dan yang satu susah, tentu secara cepat
kita akan pilih hal yang mudah. Kalau ada pilihan antara nonton youtube atau
belajar, tentu secara cepat di awal otak kita akan memilih hal yang mudah,
yakni adalah nonton youtube.
Kalau secara terus-menerus hal yang mudah
tersebut biasa kita jalankan dan kita pilih, otak akan meminta terus terhadap
hal yang mudah tersebut. Minta lebih lagi dan minta lebih lagi, jadi otak akan
minta untuk nonton youtube lagi dan nonton youtube lagi. Buka WA lagi dan buka
WA lagi, buka Facebook lagi dan buka Facebook lagi. Begitu seterusnya dan
sampai habislah waktu kita.
Ketika
saya mencari kata kunci dopamin Detox from di Google, ternyata ada tiga urutan
besar di sana. Urutan yang pertama adalah dopami Detox from phone, kemudian urutan
yang kedua adalah Dopamin Detok from Food, kemudian yang ketiga adalah Dopamin
detok from sosial media.
Berarti kita tidak sendiri ya. Ada yang
nasibnya sama dengan kita nomor satu dan nomor tiga ini tentunya sangat
nyambung dengan kita sebagai seorang programmer, dimana kita biasanya begitu
dekat dengan dunia internet, handphone, dan sosial media. Menurut situs dari
Medical News Today, konsep dari Dopami Detok sebenarnya tidak tepat karena
sebenarnya ungkapan tersebut hanya digunakan untuk memudahkan pemahaman saja.
Secara prinsip otak tetap akan mengeluarkan
dopamin. Akan tetapi, prinsip yang sebenarnya dari dopami detok adalah menahan
diri dari aktivitas yang memicu keluarnya dopamine untuk aktivitas-aktivitas
yang tidak begitu berguna, akan tetapi menghabiskan waktu kita semisal buka
sosial media, buka youtube, buka Facebook yang Porsinya yang berlebihan Ya
tentunya. Adalah Dr. Cameron Sepah yang pertama kali menyebutkan istilah
dopamine Detox. Tapi sebenarnya istilah tersebut digunakan bukan bermaksud
untuk mengurangi dopamin, akan tetapi digunakan untuk menyebutkan sebuah
istilah yang digunakan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan. Misalnya untuk
HP atau sosial media.
Konsep yang diangkat oleh Dr. Cameron Sepah ini
kita mengerjakan sesuatu sampai kita maksimal mengerjakan pekerjaan kita hingga
seakan kita merasa bosan dan jangan sampai terlalu cepat terkena serangan
gelombang dopamin dengan hal-hal yang lain seperti HP dan sosial media lainnya.
Nah, kabar baiknya detok ini bisa berlaku hanya beberapa jam saja atau beberapa
hari dan tentunya ini tergantung dengan tingkat kecanduan yang kita miliki, Jadi
hanya beberapa jam pun bisa.
Ada beberapa hal yang saya usahakan untuk
menjalani Dopamine Detox ini atau Dopamine Fasting yang tujuan utamanya
sebenarnya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan saya supaya lebih
cepat selesai.
Beberapa kesempatan proses tersebut berhasil,
beberapa waktu masih perlu diasah dan juga dicari formula yang tepat.
Waktu Pagi
Hal yang paling krusial dan menentukan menurut
saya adalah waktu pagi, waktu bagi menurut saya adalah waktu yang sangat
menentukan layaknya waktu muda ya. Bagi manusia didikan dan kebiasaan yang kita
lakukan di waktu muda atau kecil akan mempengaruhi ketika kita dewasa.
Begitu juga kalau misalnya kita mulai pagi
dengan bersemangat seharian kita akan bersemangat harusnya. Sehingga dalam
proses dopamin detox ini saya usahakan di waktu pagi untuk tidak membuka
youtube, Facebook atau sosial media lainnya yang akan menghabiskan waktu. Saya
sendiri bukan merupakan pribadi yang bisa multitasking, sehingga saya tidak
bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Kalau kita menjadi seorang
programmer, barangkali ada beberapa pekerjaan yang harus kita selesaikan dalam
jenjang waktu yang begitu dekat. Misalnya ketika kita coding tiba-tiba ada
komplain, maka kita akan mengerjakan dan memperbaiki hal tersebut.
Pengaturan Waktu
Pelan-pelan saya coba atur untuk mengerjakan
satu jenjang waktu untuk satu pekerjaan. Misalnya jam sekian sampai dengan jam
sekian mengerjakan tugas A. Jam sekian sampai jam sekian mengerjakan tugas B,
jadi tidak bisa langsung spontan. Misalnya ketika kita mengerjakan tugas A,
tiba-tiba ada perintah untuk memperbaiki B. Kemudian kita langsung switch atau
berpindah ke tugas B. Kemudian kalau misalnya tugas B selesai, kita kembali
lagi ke tugas A.
Termasuk dengan sengaja menyiapkan diri,
mendengarkan musik, atau sambil menyimak hiburan saat coding. Hal-hal tersebut
juga susah saya lakukan ya bersamaan dengan coding. Karena biasanya hal-hal
yang dilakukan secara multistaitasking tersebut dalam kondisi saya saat ini,
akhirnya malah menjadikan saya menjadi terdistraksi atau hilang konsentrasi.
Saya sampai membuat rule ketika dia membuka tab di browser, maksimum tab yang
dia buka adalah tiga jumlahnya. Jadi ketika dia memerlukan untuk membuka tah
baru, maka ada satu tab yang lain yang harus dia korbankan. Menarik sebenarnya
intinya untuk mengurangi gangguan atau distraksi, saya tidak sampai membuat
patokan maksimal tiga tab, tetapi saya berusaha untuk mengurangi membuka banyak
tab di browser, termasuk membuka file di Visual Studio CODE.
Karena kalau kita melihat banyak tab di browser
atau melihat banyak file yang terbuka di Visual Studio Code, saya kadang
menjadi horor sendiri tentang sosial media. Teman saya sampai tidak mau punya
WA dan FB mungkin dimaksudkan untuk mengurangi distraksi dan juga untuk
mengurangi adiktif terhadap sosial media. Kalau saya sendiri belum bisa, karena
memang komunikasi yang ada di kantor saya kebanyakan menggunakan sosial media.
Yang bisa saya lakukan hanyalah mengontrol penggunaan dari HP dan juga sosial
media. Misal agak dijauhkan dari jangkauan dalam mode silent dan tanpa getar.
Nah, apakah teman-teman juga terpikir untuk melakukan hal yang sama, yakni
menjalani dopamen detox atau depament fasting? Kalau jawabannya iya, hal apa
saja yang teman-teman akan lakukan dan telah lakukan?