Segitiga Bermuda merupakan
wilayah yang menarik bagi para pelaut, peneliti, dan orang-orang gila. Segitiga
Bermuda merupakan wilayah seluas sekitar 500.000 mil persegi di Samudera
Atlantik yang terletak di lepas pantai Florida. Deskripsi tentang
batas-batasnya bervariasi, tetapi sebagian besar sumber menyebutkan bahwa 3
titik segitiga tersebut adalah Mimi. Puerto Rico, dan Pulau Bermuda.
Kisah tentang segitiga Bermuda
sudah ada sejak 56 tahun yang lalu, tepatnya di tahun seribu sembilan ratus
enam puluh empat. Nama ini pertama kali digunakan oleh penulis dari Amerika.
Vincent Gads di majalah Argos, yang menggambarkan sebuah kawasan di Lautan
Atlantik di lepas pantai Florida yang berbentuk segitiga.
Dalam artikel Vincent mengklaim
sejumlah kapal dan pesawat hilang secara misterius di lokasi tersebut. Tahun
berikutnya. Vincent pun kembali menyertakan tulisan tentang Segitiga Bermuda
dalam bukunya berjudul Invisible Horizon True misteries of the Sea. Buku ini
sangat sensasional yang mendorong banyak majalah dan surat kabar di seantero
Amerika ikut-ikutan membaha soal Segitiga Bermuda. Namun, istilah Segitiga
Bermuda baru populer ke seluruh dunia setelah ahli linguistik dan guru bahasa
bernama Charles Berlits menulis bukunya yang laris pada tahun 1974 yang
berjudul The Bermuda Triangle.
Kawasan Segitiga Bermuda dianggap
sebagai daerah paling misterius dan berhantu di bumi karena sudah banyak kisah
kapal laut maupun pesawat terbang yang hilang secara misterius. Laporan
mengenai aktivitas aneh di kawasan ini sudah ada sejak zaman Christoper
Colombus yang melaporkan aktivitas kompas yang tidak biasa saat melintasi
Segitiga Bermuda. Sang penjelajah Christopher Colombus, disebut-sebut sebagai
orang pertama yang menyadari anomali Segitiga Bermuda selama perjalanannya ke
New Worl atau Dunia Baru pada 1492. Menurut salah satu kisah paling tua, pelaut
asal Genoa Italia ini menyaksikan bola api membentur permukaan laut.
Beberapa pekan kemudian Colombus
dilaporkan melihat cahaya aneh di kejauhan, saat melihat di kompas Colombus
menyadari perangkat petunjuk arah itu bekerja secara aneh. Sesuatu yang terbaca
di instrumen itu menurutnya tidak masuk akal. Tak ingin membuat para awaknya
cemas, dia memilih diam hingga para klasik kemudian menyaksikan keanean itu
dengan mata kepala sendiri. Christopher Colombus menulis dalam catatannya
tentang Kompas Bearings yang aneh di daerah tersebut, ada tiga kejadian yang
dianggap sebagai penanda ke anomalian saat melintasi Segitiga Bermuda. Pertama,
anak buah kapalnya melihat sejenis bola api. Dua kompas mereka tiba-tiba
bermasalah, dan ketiga ada cahaya aneh tampak melayang di atas permukaan air.
Bola api tadi dijelaskan lebih lanjut dengan cabang api indah yang jatuh dari
langit kelautan.
Meski sebagian orang menganggap
peristiwa ini sebagai alien atau UFO, tetapi ilmu pengetahuan sekarang sudah
bisa lebih tepat dalam menjelaskan bahwa bintang jatuh lebih sering dijumpai
pada bulan September karena orbit dan kemiringan bumi, dan penampakan ini
terjadi pada tanggal 15 September 1492. Pada tanggal 17 September, anak buah
kapal Colombus pun menyadari bahwa kompas mereka tidak sejajar dengan Bintang
Utara.
Pada saat itu fenomena memang
mengejutkan namun sekali lagi dengan ilmu pengetahuan sekarang kita tahu bahwa
peristiwa ini terjadi karena deklinasi magnetik. Sederhananya jarum pada kompas
sejajar dengan utara magnetik, sedangkan bintang utara sejajar dengan utara
yang sebenarnya. Namun yang paling penting, kedua peristiwa anomali ini bukan
terjadi di Segitiga Bermuda tapi di tengah-tengah Samudera Atlantik Utar dan
fakta inilah yang banyak orang abaikan dalam menerjemahkan peristiwa yang dialami
oleh Colombus. Namun harus kita akui juga dalam hal melihat cahaya itu memang
terjadi saat kapal Colombus berada di Segitiga Bermuda. Colombus dalam
catatannya menjabarkan cahaya tersebut dengan sebuah cahaya lilin kecil yang
muncul dan terbang naik.
Namun karena Colombus dasarnya
adalah penjelajah dan ilmuwan, cahaya yang dilihatnya ini dilihatnya sebagai
penanda kalau ia sudah dekat dengan daratan, dan Colombus juga tak pernah
menjabarkan cahaya ini sebagai cahaya misterius. Sebab dalam beberapa jam setelah
Chaha itu terlihat seorang anak buah kapal melihat benua Amerika untuk pertama
kalinya, dan hal ini mendukung pendapat Colombus yang menyebutkan bahwa cahaya
tadi berasal dari daratan terdekat. Tetapi memasuki abad ke-20. Segitiga
Bermuda kemudian mendapatkan reputasi sebagai zona mati bagi pesawat dan kapal
setelah serangkaian kasus penghilangan paksa yang tidak dapat dijelaskan.
Disorientasi Penghilangan Lokasi
Pada tanggal 5 Desember di tahun 1945,
satu Skuadron yang terdiri dari 5 pesawat pengebom torpedo Tibem Avenger lepas
landas dari Pangkalan Udara Angkatan Laut Amerika di Fort Low Dedder, Florida.
Penerbangan ini adalah kegiatan dari latihan rutin bagi 14 pilot dan awak
udara.
Pesawat-pesa tersebut yang secara
kolektif dikenal sebagai flightnantine atau Penerbangan 19 dijadwalkan untuk
melakukan latihan selama 3 jam yang dikenal sebagai masalah Navigasi nomor 1.
Rencana penerbangan segitiga
mereka mengharuskan mereka untuk menuju ke timur dari pantai Florida dan
melakukan pengeboman di suatu tempat bernama Hands and Chicken Sols. Setelah
pengeboman itu dilakukan, mereka kemudian akan berbelok ke utara dan
melanjutkan perjalanan melewati Pulau Grand Bahama sebelum mengubah arah untuk
ketiga kalinya dan terbang ke barat daya untuk kembali ke pangkalan dimana
mereka lepas landas. Pemimpin penerbangan itu adalah Letnan Charles Taylor,
seorang pilot berpengalaman dan veteran dari beberapa misi tempur di Teater
Pasifik Perang Dunia II. Tyler dan pilotnya terbang di atas Hands and Chicket
Solt sekitar pukul 2 : 30 siang hari dan menjatuhkan bom latihan mereka tanpa
insiden.
Namun tidak lama setelah
pengeboman itu, sesuatu yang sangat aneh terjadi. Tellr pun kemudian melaporkan
bahwa dirinya kebingungan karena kedua kompas Avengernya tidak berfungsi dan
pesawatnya terbang ke arah yang salah.
Masalah semakin bertambah setelah
sebuah front bertiup dan membawa hujan, hembusan angin kencang dan tutupan awan
tebal. Penerbangan 19 menjadi sangat bingung. Saya tidak tahu dimana kita
berada, kata salah satu pilet melalui radio. Kita pasti tersesat setelah
belokan terakhir itu.
Letnan Robert Cock, instruktur
penerbangan angkatan laut lainnya yang terbang di dekat pantai Florida, adalah
orang pertama yang mendengar komunikasi radio patroli tersebut. Robert segera
memberitahu pangkalan udara tentang situasi tersebut dan kemudian menghubungi
Avengers untuk menanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan. Teler pun menjawab
dan memberitahukan bahwa kedua kompasnya hilang dan dirinya mencoba menemukan
Fit Lauder de Florida. Suara Tylor pun terdengar cemas. Komunikasi antar lima
pesawat dari Skuadron Penerbangan 19 juga tertangkap dan terdengar bahwa antar
pelet dari lima pesawat itu terdengar seperti sedang bertikai soal arah dan
posisi.
Beberapa stasiun komunikasi radio
di sekitar pun mencoba mempertahankan kontak dengan Skuadrone Penerbangan
sembilan belas untuk menentukan dimana tepatnya posisi mereka. Namun seiring
waktu, sinyal antara menara ETSI dan Skuadron Penerbangan 19 melemah, yang
membuat komunikasi untuk menemukan tepatnya lokasi Skuadr Penerbangan 19
menjadi tidak berhasil. Sekitar empat jam setelah lepas landas, awak kapal
Angkatan Laut Amerika akhirnya berhasil melacak keberadaan Skuadwn Penerbangan 19
yang ternyata tengah berada di kurang lebih dua ratus kilometer ke utara dari
tujuan penerbangan mereka.
Setelah mengetahui lokasi itu dan
mengetahui ketidaktepatan lokasi dengan arah tujuan pesawat terbang bernomor ST
49 dikirim ke lokasi skuadrn penerbangan 19. Namun, setelah pesawat terbang
bernomor ST 49 itu sampai ke lokasi Pesawatsa, dari skudor penerbangan 19
tiba-tiba menghilang. 1 jam kemudian, transmisi dari skuadr Penerbangan 19 pun
kembali tertangkap. Namun, itu adalah transmisi terakhir dari skuadn
Penerbangan 19. Karena setelah transmisi terakhir itu tertangkap, skuadown
Penerbangan sembilan belas tidak pernah terlihat dan terdengar lagi dan
akhirnya benar-benar menghilang.
Tiba-tiba menghilangnya lima
pesawat itu memang menjadi hal yang misterius. Terlebih setelah Angkatan Laut
Amerika meski telah melakukan investigasi, namun dalam laporannya menyimpulkan
bahwa insiden hilangnya penermpangan 19 sebagai penyebab yang tidak diketahui.
Dan untuk itulah sampai sekarang, saat kita membicarakan Segitiga Bermuda,
pasti kasus hilangnya satutus Squadron penerbangan 19 ini menjadi magnet kuat
sebagai satu kehilangan yang paling mengherankan di Segitiga Bermuda.
Beberapa orang memberikan
berbagai penjelasan berlebihan bahwa ada kekuatan paranormal atau supranatural.
Beberapa berargumen bahwa peristiwa hilangnya penerbangan 19 adalah puncak dari
misteri yang ada di Segitiga Bermuda. Tapi seperti apa yang dikatakan oleh
Lemio dalam videonya? Barangkali keanehannya bukan ada di lautan Segitiga
Bermuda, tetapi ada di rincian kejadiannya.
Sebab lima pesawat tersebut
ternyata dipiloti oleh empat pilet yang sedang dalam masa latihan. Artinya
mereka tidak mengetahui bagaimana menggunakan semua kendali dalam pesawat
selama terbang di malam hari atau saat cuaca sedang buruk. Meski dipimpin oleh
Letnan Charles Tayler yang berpengalaman, tetapi sebelum keberangkatan salah
satu pilot yang sedang dalam masa latihan itulah yang menjadi pemimpin
penerbangan, sedangkan Teyler hanya berperan sebagai pengawas setelah berbelok
ke utara menuju Pulau Grand Bahama. Teyler pun mengira Bu Pelet yang tengah
latihan dan menjadi pemimpin itu mengarahkan pesawat ke arah yang salah. Karena
dugaannya itu, kemudian Teler kembali mengambil alih dan memimpin penerbangan.
Disinilah data kesalahan pertama. Mengapa bisa demikian? Karena saat laporan
pertama di radio terdengar bahwa Teler mengatakan. Kedua Kompasku mati dan aku
berusaha mencari Fort loader dan Florida.
Saya berada di atas daratan,
tetapi kedua kompas saya tidak berfungsi. Saya yakin berada di Keys, tetapi
saya tidak tahu seberapa jauh diba sana dan saya tidak tahu cara menuju Fort
Lauder da.
Dalam hal ini singkatnya Tylor
tengah melakukan kekeliruan atas posisi yang sebenarnya,
Karena terbukti bahwa Telor salah
mengartikan pulau di Bahama dengan pulau di Floridakis. Untuk lebih mendetilkan
ini bisa kita lihat bahwa sebelum Taler mengambil alih Penerbangan 19,
skuaddrone Penerbangan 19 melakukan perjalanan sesuai jadwalnya dan berada di
atas Hands and Chicken Sols di Bahamas kurang dari satu jam sebelumnya.
Tetapi setelah Tylor merasakan
bahwa pesawatnya salah jalur itu, ia merasakan bahwa pesawatnya telah
menyimpang ratusan mil dari jalurnya dan berakhir di Floridakis. Tampaknya
kekeliruan salah mengartikan lokasi itu sulit diterima, terlebih saat kita
mengetahui bahwa Tylor adalah pilot berpengalaman.
Tetapi kekeliruan menentukan
posisi ini pun bisa kita lacak karena Tyler sebelumnya ditempatkan sebagai
instruktur terbang di Markas Udara Angkatan Laut Amerika di Miami, yang mana ia
ditempatkan di Key West di Floriday Dukees. Jadi, saat penerbangan 19
dilakukan, ada kemungkinan besar bahwa Tylor pun baru dipindahkan ke fort
loader dal dan banyak pengamat mengatakan bukan karena kebiasaan terbang
inilah. Teylor mengira beberapa pulau dibahhamas sebagai Kepulauan Keys. Satu
lagi yang mendukung kekeliruan ini adalah Tylor. Dalam laporannya, para radio
mengidentifikasikan dirinya sebagai MT 28.
Singkatan dari Miyomi Torpedo
Bomber dua puluh delapan. Padahal pesawat yang ia pimpin adalah FT 28 X,
singkatan dari foto Deda. Disorientasi dalam menentukan lokasi ini jugalah yang
kemungkinan menambah kebingungan Taylor dan menyebabkan dirinya tidak
mempercayai peralatannya, karena hampir tidak mungkin kedua kompasnya tidak
berfungsi secara bersamaan karena dalam keadaan normal, pilot yang hilang di
Atlantik seharusnya mengarahkan pesawat mereka ke arah matahari terbenam dan
terbang ke arah barat menuju daratan utama.
Tetapi Teler yakin bahwa ia
mungkin berada di atas Teluk Meksiko. Berharap untuk menemukan semenajung
Florida, ia membuat keputusan yang menentukan untuk mengarahkan penerbangan 19
ke timur laut, jalur yang hanya akan membawa mereka lebih jauh ke laut.
Beberapa piletnya tampaknya menyadari bahwa Taylor melakukan kesalahan. Taylor
akhirnya dibujuk untuk berbalik dan menuju ke barat, tetapi tidak lama setelah
pukul 6 sore. Tayler tampaknya telah membatalkan perintah dan sekali lagi
mengubah arah karena masih khawatir bahwa ia mungkin berada di teluk. Sementara
itu, cuaca semakin memburuk.
Matahari pun mulai terbenam yang
diikuti lautan yang semakin berkecamuk dan membuat ini menjadi semakin petaka
adalah jarak pandang pun turut menjadi memburuk. Catatan komunikasi penerbangan
19 pun membeberkan bahwa keadaana yang semakin putus asa transmisi radio
penerbangan 19 segera menjadi semakin samar saat pesawat itu berkelok-kelok ke
laut. Ketika bahan bakar mulai menipis. Tyler terdengar mempersiapkan anak
buahnya untuk kemungkinan pendaratan darurat di lautan.
Beberapa menit kemudian, komunikasi
radio terakhir penerbangan sembilan belas digantikan oleh dengungan statis yang
menakutkan. Angkatan Laut segera mengerahkan pesawat pencari untuk memburu
patroli yang hilang. Sekitar pukul seteah delapan malam, sepasang pesawat
terbang PBY M. Marine lepas landas dari pangkalan udara di utara Fed Lauder
del.
Namun 20 menit kemudian, salah
satu dari mereka tampaknya menyadari jejak penerbangan 19 dengan tiba-tiba
menghilang dari Radar.
Sisa-sisa Mariner dan tiga belas
awaknya tidak pernah ditemukan, tetapi secara umum diyakini bahwa pesawat itu
meledak tidak lama setelah lepas landas. Hal ini terjadi karena kapal terbang
terkena rawan kecelakaan dan bahkan dijuluki tangki gas terbang karena
kecenderungannya untuk terbakar. Kecurigaan bahwa pesawat itu mungkin terbakar
hampir dipastikan oleh sebuah kapal dagang yang lewat, yang melihat bola api
dan menemukan bukti adanya tumpahan minyak di lautan. Keesokan harinya,
angkatan laut mengarahkan lebih dari 300 kapal dan pesawat untuk mencari
penerbangan sembilan belas dan para awaknya yang hilang. Tim mencari
menghabiskan waktu 5 hari, menyisir wilayah seluas lebih dari tiga ratus koma
nol mil persegi, tetapi tidak berhasil.
Tidak ada bangkai atau sisa-sisa
pesawat yang ditemukan. Tidak ada juga seorang pun ditemukan keseluruhan 6
pesawat dan dua puluh tujuh awak pesawat tenggelam ke lautan tanpa meninggalkan
jejak. David White, letnan angkatan laut saat itu, dalam salah satu wawancaranya,
perial Kejadian ini menyatakan bahwa Kami telah mengerahkan ratus sang pesawat
untuk mencari dan kami mencari di darat dan air selama berhari-hari, tetapi
tidak seorang pun menemukan jasad atau puing-puingnya. Mereka menghilang begitu
saja.
Dewan Investigasi Angkatan Laut
Amerika pun dalam peristiwa ini juga dibuat bingung. Meskipun berpendapat bahwa
Teler mungkin telah salah mengira Bama sebagai fridakis setelah kompasnya tidak
berfungsi, mereka tidak dapat menemukan penjelasan yang jelas mengapa penerbangan
19 menjadi begitu bingung. Para anggotanya akhirnya menghubungkan hilangnya
pesawat dengan penyebab atau alasan yang tidak diketahui.
Namun selain hal kepindahan dan
disorientasi lokasi, diketahui akhirnya bahwa Teylor mempunyai pengalaman
hilang. Saat terbang, tayla telah dua kali diselamatkan di Laut Pasifik.
Angkatan laut sendiri sudah memahami apa yang sebenarnya terjadi bahkan sebelum
kejadian menghilang. Namun insiden itu akhirnya disimpulkan sebagai tidak
diketahui penyebabnya karena ibu Thailand yang tidak ingin putranya disaalkan
atas apa yang terjadi, bersikeras bahwa jika Angkatan Laut Amerika tidak bisa
menemukan bangkai pesawat penerbangan 19, maka mereka tidak bisa menentukan apa
yang sebenarnya terjadi.
Pada tahun 1991, sekelompok
pemburu harta karun tampaknya akhirnya memecahkan teka-teki itu ketika mereka
menemukan kuburan air dari 5 Avengers era Perang Dunia I di dekat For Torderda.
Sayangnya, kemudian ditemukan bahwa bangkai-bangkai itu milik kelompok pesawat
angkatan laut yang berbeda yang nomor serinya tidak cocok. Banyak yang meyakini
bangkai pesawat 19 dan pesawat penyelamatnya yang bernasib buruk itu mungkin
masih mengintai di suatu tempat di segitiga Bermuda. Tetapi, meski pencarian
terus berlanjut hingga hari ini, tidak ada tanda-tanda pasti. Dari 6 pesawat
atau dua puluh tujuh awaknya yang pernah ditemukan.
Ledakan Penghilang
Pada tahun 1917, Amerika mulai
ikut terlibat dalam Perang Dunia Pertama. Saat itu Amerika membutuhkan kapal
yang besar dan kuat untuk mengangkut pasukan dan batubara untuk bahan bakar
kapal-kapal lain di seluruh dunia.
Untuk memenuhi kebutuhannya ini,
pemerintah Amerika membuat Cyclops sebagai aset utamanya. Kapal Cyclops telah
berlayar dengan sukses sejak tahun 1910, berlayar antara Laut Baltik. Karibia,
dan Meksiko, serta membantu mengangkut batu bara ke seluruh dunia dan membantu
para pengungsi. Cyclops memiliki panjang hampir 550 kaki dengan awak sebanyak 306
orang dan mampu menampung lebih dari 11 ton sekali perjalanannya. Karena
dibutuhkan dalam perang dan sudah difungsikan menjadi aset utama Angkatan Laut
Amerika. Pada bulan Maret tahun 1918, kapal Cclubs diberi mutan baru bertonton
biji materi padat yang digunakan dalam pembuatan baja kapal.
Tersebut meninggalkan Brazil
dengan membawa logam raput tersebut lalu berlayar ke Barbados untuk memasok
kembali perbekalan untuk perjalanan panjang pulang ke Baltior. Namun, dalam
perjalanan 9 hari itu terjadi sesuatu yang tidak beres dan tidak seorang pun
dari kapal tersebut terlihat atau terdengar lagi menghilang bahkan tanpa
pemberitahuan SOS. Pesan terakhir yang diketahui dari kapal tersebut hanya
berbunyi Cuaca baik, semua baik. Dalam sebuah fitur yang diterbitkan beberapa
tahun setelah hilangnya kapal, majalah Santafe menggambarkan keanehan hilangnya
kapal tersebut dengan laporan. “Biasanya ember kayu atau pelampung gabus yang
diidentifikasi sebagai milik kapal yang hilang ditemukan setelah kecelakaan,
tetapi tidak demikian dengan Cyclops.”
Kapal itu menghilang begitu saja,
seolah-olah ada monster laut raksasa yang menangkapnya termasuk manusia, dan
melemparnya ke kedalaman lautan, dan kehancuran yang tiba-tiba itu diperkuat
oleh tidak adanya panggilan nirkabel untuk meminta bantuan yang diterima oleh
kapal manapun. Di sepanjang rute selama beberapa dekade telah muncul banyak
teori yang terkadang sensasional tentang hilangnya kapal Cyclops. Saat itu
orang-orang bertanya-tanya apakah kapal dan awaknya telah menjadi korban kapal
selam atau kapal penyerang Jerman. Perang baru berlangsung setahun dan Ccles
akan menjadi target yang strategis.
Namun, tidak ada yang dapat
membuktikan hal tersebut dan seiring berjalannya waktu, semakin kecil
kemungkinan kapal-kapal Jerman berada di area tersebut. Yang lain menuding
kaptennya yaitu George Warley. Beberapa bulan sebelumnya, beberapa anggota kru
mengklaim Warley, seorang pemabuk, tidak cocok untuk mengemudikan kapal, bahkan
ada laporan tentang pemberontakan kecil yang terjadi di atas kapal. Angkatan
laut membela Warly atas tuduhan ini dan ia kembali ke komandonya tanpa banyak keributan.
Angkatan Laut Amerika mengatakan dalam pernyataan resminya tentang Cyclop.
Hilangnya kapal ini telah menjadi salah satu misteri yang paling membingungkan
dalam sejarah angkatan laut. Semua upaya untuk menemukannya terbukti tidak
berhasil. Namun beberapa orang masih berpegang teguh pada penyelidikan,
terutama mereka yang memiliki hubungan pribadi dengan kapal tersebut.
Mervin Barrash, adalah keturunan
salah satu petugas pemadam kebakaran di atas kapal itu. Baras telah
menghabiskan lebih dari satu dekade untuk meneliti sejarahnya, dengan susah
payah mengumpulkan catatan angkatan laut, catatan kapal, dan barang-barang
sepele apapun yang mungkin berguna, termasuk sekantong biji material besi yang
menghitam Baras. Dalam wawancaranya dengan Balti Merson menyatakan bahwa”
seluruh keberadaan kapal tersebut telah ditutup-tutupi. Kapal itu tidak seperti
hilang dalam pertempuran hebat. Kapal itu seperti menghilang begitu saja dari
muka bumi.” Namun, dalam hal ini. Baras memiliki hipotesisnya sendiri tentang.
Apa yang terjadi pada kapal
raksasa tersebut mulai dari kerusakan mesin awak kapal yang tidak terbiasa
dengan muatan baru, serta gelombang besar yang menggulung kapal dan
penumpangnya ke laut untuk selamanya. Semua itu, menurut Baras, berkaitan
dengan Cyclubs yang mungkin melintas di atas palung purter Rico, bagian
terdalam Atlantik yang berdekatan dengan segitiga bermuda.
Meskipun kesempatannya kecil,
namun Baras berharap kapal itu bisa ditemukan mengingat teknologi eksplorasi
bawah laut kini semakin baik. Beberapa tahun terakhir, bangkai-bangkai kapal
berhasil ditemukan. Berkat teknologi tersebut, mungkin CY Clubs bisa jadi yang
selanjutnya. Dalam wawancara yang sama dengan Balti Merson. Baras mengharapkan
Bu CY clubs dapat ditemukan. Baras ingin 306 korban beristirahat dengan tenang,
juga agar keluarga mereka bisa lega. Semua orang pasti membutuhkan kepastian.
Tak Terjelaskan Sampai Sekarang
Pada tanggal 17 Januari tahun 1949,
pesawat bernama Stor Ariel berangkat dari Bermuda menuju Kingston. Jamaica 1
jam setelah keberangkatan, pilot mengadakan transmisi rutin dengan tanpa
menunjukkan adanya tanda-tanda bahaya. Namun anehnya, setelah itu pesawatnya
tidak pernah terlihat dan terdengar lagi.
Tidak ada tanda-tanda jatuhnya
pesawat dan tidak adanya panggilan bantuan. Terlebih selama penerbangan
cuacanya sangat baik. Pilot serta awak pesawatnya pun sangat berpengalaman dan
sebelumnya sudah menerbangi rute ini berkali-kali dan pesawatnya pun dalam
keadaan sangat baik sebelum penerbangan tiba. Investigasi yang ada tidak dapat
memastikan penyebab hilangnya pesawat karena kurangnya bukti.
Namun, yang membuat hal ini
semakin misterius adalah pesawat kembarannya yang bernama Star Tiger menghilang
dengan kondisi yang sama setahun sebelumnya. Pada tanggal 30 puluh Januari tahun
1948. Star Tiger menghilang saat menuju bermudah dari Timur. Pilot dan awak
pesawatnya sangat berpengalaman, namun cuacanya tidak cocok untuk terbang
karena disertai dengan angin kencang dan hujan lebat. Karena hembusan angin
yang sangat kencang itu membuat pesawat Star Tiger keluar jalur satu jam
sebelum transmisi terakhir mereka sampai. Star Tiger pun kemudian tidak pernah
terlihat dan terdengar lagi,
Investigasi pasca kejadian
tersebut menyimpulkan bahwa sebagai penutup laporan ini, ini adalah invegasi
paling membingungkan yang pernah diselidiki. Apa yang terjadi pada kasus ini
mungkin tidak akan pernah diketahui, dan nasib Star Tiger akan tetap menjadi
misteri yang tidak terpecahkan. Namun, meskipun dalam kesimpulan investigasinya
itu memiliki sedikit informasi, tetapi penjelasan ilmiah masih ada untuk
melacak permasalahan yang ada. Laporan kecelakaan Star Tiger menyingkap bahwa
pesawat tersebut ternyata kurang dalam hal perawatan dan ada
kecacatan-kecacatan yang ada. Itu tidak diatasi sebelum penerbangannya.
Investigasi pasca kejadian ini
pun akhirnya menemukan bahwa pesawat jenis Star Tiger memiliki pemanas di dalam
kabin yang rawan mengalami kerusakan dan karena rancangan yang buruk, ada
kemungkinan pemanas ini menyebabkan kebakaran dan ledakan. Dua pilot yang
berpengalaman dengan pesawat jenis ini percaya bahwa hal ini sangat mungkin
terjadi. Salah satu dari pilot tersebut menyatakan bahwa teori saya adalah uap
hidrolik keluar karena adanya kebocoran. Kebocoran tersebut masuk ke dalam
pemanas yang panas, kemudian menyebabkan ledakan.
Tak Ada Penjelasan Tak Ada Pembuktian
Marryzelles adalah salah satu
kisah bangkai kapal yang paling misterius. Banyak orang menghubungkan kisah ini
dengan segitiga Bermuda kapal Ini ditemukan terapung di beberapa titik Samudera
Atlantik. Mariy Cales pertama kali ditemukan pada 4 Desember 1972 oleh kapal
Inggris bernama Deigratia dengan kondisi tanpa awak. Diketahui, sekoci atau per
kecil di kapal tersebut hilang dan meninggalkan sebuah pedang digeledak kapal.
Tidak ada jejak orang di kapal tersebut, sedangkan sekoci yang hilang juga
tidak pernah ditemukan. Pada tanggal 22 Desember 1967. Captain Deburak bersama
temannya. Patrick Morgan pergi menggunakan kapal pesir mewah setinggi 7 meter
untuk menikmati pemandangan gemerlap lampu Natal Miami. Setelah menjauh 1 mil
dari garis pantai, penjaga pantai mendapat panggilan dari Captain Bura yang
mengaku bahwa kapalnya telah menabrak sesuatu. Akan tetapi, ia mengaku tidak
mengalami kerusakan yang parah.
Kemudian penjaga pantai
memutuskan untuk berangkat memeriksa kapal Kapten Burak yang hanya memerlukan
waktu 19 menit dari pantai. Akan tetapi, sesampainya di lokasi, penjaga pantai
tidak menemukan sama sekali kapal dan tidak menemukan tanda-tanda kapal karang
atau tenggelam. Menariknya, kapal pesir yang digunakan Capton Burak hampir
tidak mungkin bisa tenggelam karena banyak alat keselamatan yang ada di kapal
seperti jaket, pelampung, sekoci, suar, dan perangkat sinyal.
Dan dalam hal ini tidak ada
satupun tanda-tanda Kapten Burak menggunakan. Alat keselamatan tersebut,
petugas pantai akhirnya melakukan penyusuran ratusan mil persegi Samudera
Atlantik. Namun tidak ada satupun dari kapal yang berhasil ditemukan. Kapalnya
dinyatakan hilang dan yang tertinggal hanya misteri di dalamnya, tidak hanya
pada masa lalu. Pada tahun 2003, pasangan Frank dan Rominalion hilang saat
memancing di Segitiga Bermuda. Mereka mulai berlayar dari Boyton Beach di
Florida dan sejak saat itu keberadaannya tidak ditemukan. Pada tahun 2008,
sebuah pesawat yang membawa 12 orang lepas landas dari Santiyago dan mengarah
ke New York Baru 30 menit terbang, pesawat itu hilang dari radar. Pencarian
besar-besaran dikerahkan, namun tidak ada yang ditemukan. Pada tahun 2015,
giliran kapal kargo SS Elvaro berlayar dari Florida dan mengarah ke Puertorico.
Ada 33 awak kapal di dalamnya, dalam perjalanan mereka dihadang badai.
Aliran komunikasi dari baterai
itu kemudian putus setelah pencaraian yang dilakukan secara luas. Bangkai kapal
ditemukan di Atlantik, tapi tidak ada satupun awak yang terlihat.
Kepadatan Yang Biasa
Hal yang membuat Segitiga Bermuda
menjadi begitu angker adalah bagaimana banyak sekali kisah kapal laut dan
pesawat terbang yang melintas di atasnya mendadak hilang. Salah satu teori yang
muncul dan diduga sebagai penyebab kasus hilang itu adalah bahwa Segitiga
Bermuda merupakan lidah samudra. Setelah banyak teori Misti dan mitos belaka
mengenai Segitiga Bermuda, ada salah satu yang dianggap cukup masuk akal. Teori
itu adalah Segitiga Bermuda merupakan penghasil gas metana terbesar di dunia.
Sederhananya, metana adalah sebuah se nyawa yang begitu kuat dan tentunya
berbahaya. Bahkan, bahaya metana dianggap beberapa ilmuwan lebih berbahaya
daripada karbon dioksida.
Gas metana dapat menyebabkan air
menjadi kurang padat dibanding kapal, suatu hal yang kemudian menyebabkan kapal
tenggelam. Penelitian ini dianggap masuk akal karena laut merupakan penghasil
metana paling besar di alam, selain di lapisan es atau tanah. Bahkan pada 1981,
sebuah uji coba seolah membenarkan jika Segitiga Bermuda memiliki kandungan
metana dalam jumlah besar yang bisa.
Menjadi biang keladi mengapa
banyak pesawat dan kapal laut hilang di sana. Selama bertahun-tahun, para
peneliti sebenarnya telah berusaha menunjukkan bahwa ada penjelasan masuk akal
atas kasus-kasus tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa resiko bahaya melakukan
perjalanan melalui segi tega Bermuda sama saja dengan melakukan perjalanan di
daerah lautan lain. Namun begitu, ada sekelompok peneliti asal Inggris yang
mengeluarkan teori baru atas penyebab menghilangnya banyak kapal di Segitiga
Bermuda. Para peneliti tersebut berhipotesis, bahwa ombak liar tinggi bisa menyebabkan
kapal terbalik. Simon Boxsal, ahli kelautan dari University of Southhampton
yang juga termasuk dalam kelompok peneliti, dalam salah satu wawancaranya dengan
Life Science, menyatakan bahwa “tidak diragukan lagi bahwa area ini sering
terjadi ombak liar.”
Menurut penjelasan Badan Cuaca
Amerika Serikat atau Nati Oceanic and Atmosferic Administration, ombak liar
mirip dengan dinding air yang curam dan tinggi. Sebagai contohnya adalah daerah
di ujung selatan Afrika. Boxsal mengatakan, di sana berkumpul berbagai
gelombang akibat badai dari selatan Samudera Atlantik dan Samudera Hindia. Hal
yang sama juga terjadi di Segitiga Bermuda di daerah tersebut badai bisa datang
dari segala arah, mulai dari Meksiko. Eguator, dan sebelah timur Samudera
Atlantik.
Dijelaskan bahwa jika gelombang
liar di sana bisa mencapai ketinggian 10 meter dan bahkan terkadang bisa
mencapai ketinggian 30 meter. Para insinyur dari University of Southampton ini
juga telah membuat sebuah simulasi ombak liar dengan menggunakan tangki air dan
model kapal kecil. Mereka menemukan bahwa kapal bisa tenggelam jika terkena
ombak tersebut. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa semakin besar kapalnya,
maka semakin sulit bagi kapal untuk tetap mengapung di atas lautan. Teori lain
yang sempat berkembang juga adalah adanya ledakan. Boxsal justru berpendapat
bahwa penyebab umum terjadinya kasus hilang di Segitiria Bermuda adalah akibat
kesalahan manusia. Seringkali saat sedang bekerja di laut kami bertemu dengan
orang-orang yang melakukan navigasi dengan bantuan peta jalan biasa. Ada juga
orang yang menggunakan ponsel sebagai cara berkomunikasi. Boxsal mengatakan
bahwa peralatan-peralatan itu masih sangat kurang untuk perjalanan laut, begitu
mencapai jarak empat puluh delapan kimter dari pantai Anda akan kehilangan
sinyal selain.
Adanya gelombang liar, NOAA juga
menjelaskan bahwa area segitiga bermudah sering mengalami kecelakaan akibat
adanya arus teluk. Arus laut yang kuat dan cepat yang bisa menyebabkan
terjadinya perubahan cuaca. Ombak liar bisa terjadi di banyak tempat berbeda.
Gelembung metana juga demikian, dan jika ada banyak orang amatir yang tidak
memiliki banyak pengalaman, kita juga akan mendapatkan banyak kejadian
menghilang yang misterius. Banyak peneliti yang percaya bahwa di bawah lautan
Bermuda terdapat palung raksasa yang tampak menyerupai jurang besar sehingga
membahayakan apa saja yang melintas di atasnya, terutama kapal laut karena
rawan tenggelam.
Meskipun begitu, teori ini masih
dipertanyakan karena sampai saat ini belum ada yang bersedia menyelam ke bawah
Segitiga Bermuda dan kembali dengan selamat. Pada tahun 2013. World What Life
Fund WW melakukan studi mendalam tentang jalur pelayaran maritim dan menetapkan
bahwa Segitiga Bermuda bukan salah satu dari 10 badan air paling berbahaya di
dunia. Untuk pengiriman. Segitiga Bermuda menopang lalu lintas harian yang
padat, baik melalui laut maupun udara.
Namun terlepas dari histeria
tersebut, organisasi pemerintah dan perusahaan pelayaran tidak menunjukkan
segitiga tersebut pada peta resmi manapun dan kelompok-kelompok mulai dari
Penjaga Pantai Amerika hingga perusahaan asuransi global Lights of London
menyatakan bahwa wilayah tersebut tidak memiliki tingkat bencana maritim yang
luar biasa tinggi. Program dokumenter The Bermuda Triangled Dioca Channel for
pada tahun 1992 juga mewancarai Lights of London, pihak asuransi pelayanan yang
bermarkas di London, mereka mengatakan “jumlah kapal yang tenggelam di Segitiga
Bermuda tidak beda dengan di lokasi lain, sama banyaknya.” Berbeda dengan
anggapan banyak orang. Lets of London mengatakan tidak ada harga asuransi
khusus yang lebih mahal yang diterapkan pada kapal-kapal yang berlayar di
Segitiga Bermuda. Penjaga Pantai Amerika atau Uniti Cot S Guard juga tak
menganggap Segitiga Bermuda sebagai ancaman pada kapal NOAA, badan ilmiah di
bawah Departemen Perdagangan Amerika juga menyatakan hal senada. Tidak ada
bukti bahwa kehilangan misterius di Segitiga Bermuda terjadi dengan frekuensi
yang lebih besar dibanding wilayah laut lainnya.