Iran resmi menyerang Israel dan sebelumnya mereka memang terbiasa untuk gontok-gontokan ribut-ributan di media sosial, saling hujat, saling serang, setidaknya dalam proxy-proxy mereka. Tetapi kenapa mereka begitu suka pada kekerasan?, Kenapa mereka bermusuhan?, kalau misalkan kita melihat sejarahnya, permusuhan mereka itu belum terlalu lama. Bahkan di awal-awal perang dingin Israel itu sangat akrab dengan Iran. Bahkan, Iran itu adalah satu dari dua negara pertama di dunia yang mengakui kedaulatan Israel di tanah yang dipersengketakan sekarang itu. Nah, dengan cerita yang sangat harmonis di masa lalu, kenapa mereka sekarang malah ribut dan gontok-gontokan.
Daftar isi
Kompleks, sebenarnya masalahnya
banyak ada banyak faktor yang membuat mereka sekarang itu bermusuhan. Tetapi
kalau misalkan kita mau melihat secara holistik, maka kita harus melihat latar
historisnya. Jadi begini, Israel dan Iran itu adalah dua negara dengan
peradaban yang sangat tua. Mereka adalah peradaban-peradaban tertua di dunia, bisa
dikatakan begitu. Nah, hubungan diantara mereka juga sudah terjalin sejak
sangat lama dan luar biasanya.
Kebangkitan Israel
Raja-raja Iran itu biasanya
mendapatkan perhatian yang cukup positif diantara sejarah orang-orang Israel.
Bahkan beberapa kitab di Perjanjian Lama yang ditulis oleh orang-orang Israel
itu menjelaskan tentang betapa luar biasa baiknya raja-raja Iran itu, misalkan
Cyrus, raja Cyrus itu adalah raja yang sangat besar, yang sangat kuat, penakluk
dulu di tahun 500 an sebelum Masehi. Israel kan pernah dihabisi oleh Babilonia
dan kemudian siapa yang mengembalikan mereka? Raja Cyrus mengalahkan Babilonia
dan kemudian minta kepada orang-orang Israel, “Wahai orang-orang Israel,
silahkan kembali ke tanah yang diperjanjikan TUHAN untuk kalian, silahkan
kembali lagi dari orang dari tempat-tempat dari yang terdiaspora”. Dan kemudian
silahkan bangun kembali kuil suci kalian dan kalau nggak punya duit kita yang
kasih duit untuk membangun kuil suci itu, nah itu ada catatannya ya walaupun
orang-orang di dunia modern mempertanyakan Motif Cyrus. Tetapi yang jelas
orang-orang Israel memiliki kedekatan hati dengan raja-raja Iran sejak zaman
dulu kala, kemudian ketika misalkan Wilayah Timur Tengah itu dikuasai oleh
dinasti Iran yang lain yaitu Dinasti Abbasiya.
Jadi Abbasiyah itu kan sebenarnya silsilah
dari laki-lakinya itu kebanyakan memang dari Arab, tetapi bagaimanapun bagian
terbesar dari kekuasaan mereka itu dipegang sama orang-orang Persia, termasuk
juga sistem kekhalifahan yang dimaksud juga itu adalah sistem kekhalifahan yang
dicatut dari gagasan-gagasan politik orang-orang Persia.
Nah, di era Abbasiyah itu,
orang-orang Yahudi juga memiliki kedudukan yang sangat baik di masyarakat.
Mereka hidup lebih dari memadai, mereka bukan hanya bisa hidup di ke khalifahan
Abbasiyah, tetapi mereka juga hidup dengan sangat sejahtera. Banyak diantara
mereka yang pekerjaannya itu adalah penerjemah, kemudian khususnya akuntan dan
tukang ekonomi, ada juga yang kerjaannya pinjol, tetapi apapun itu mereka
memiliki.
Kedekatan Israel dengan Iran Persia Abbasiyah
Hubungan yang sangat baik dengan
penguasa- penguasa Iran Persia Abbasiyah pada waktu itu, sehingga mereka hidup
berkecukupan, dan lalu di dunia modern hubungan antara orang-orang Yahudi
Israel dengan orang-orang Iran juga relatif baik. Jadi waktu orang-orang Israel
belum menjadi sebuah negara, mereka itu akrab dengan para penguasa Iran
khususnya dari dinasti Reza Shah itu adalah seorang penguasa yang sekuler, yang
liberal, yang sangat tidak suka dengan ide-ide atau simbol-simbol Islami hal
yang semacam itu. Nah, karena itu maka mereka memiliki hubungan yang akrab
dengan orang-orang Israel. Ketika Israel pada akhirnya didirikan pada tahun 1948.
Sekitar satu tahun kemudian
orang-orang Iran mengakui bahwa Israel memang layak untuk berdiri di situ. Ya,
walaupun pada waktu itu Iran tuh masih agak ambivalen berpikirnya. Jadi
kadang-kadang mereka juga pro terhadap orang-orang Palestina. Kadang-kadang
mereka pro terhadap orang-orang Israel dan sebagainya, karena mereka itu ada di
dua ranah. Di satu sisi mereka menganggap bahwa diri mereka itu adalah bagian
dari komunitas besar kaum muslimin. Tetapi disisi lain mereka hidup sebagai
bangsa yang sekuler itu kurang lebihnya kayak Turki, jadi hidup di dua alam
dengan dua kaki yang berpijak pada masing-masing pihak yang berbeda.
Awal Permusuhan Iran Dan Israel
Nah, tetapi permusuhan mereka itu
antara Israel dengan Iran itu tiba-tiba menggelegar di tahun 1978, Jadi pada
waktu itu Syah Reza Pahlevi pemimpin terakhir yang paling sekuler, yang paling
liberal, yang paling sangat dekat dengan Amerika Serikat, sangat dekat dengan
Israel, sangat dekat dengan negara-negara Barat. Itu digulingkan kekuasaannya
oleh Revolusi Islam Iran di bawah Ayatullah Kumain ini. Jadi kalau misalkan
lihat Iran di tahun misalkan 1960, 1965 itu akan menemukan bahwa itu sama sekali tidak terlihat
seperti negara Islam, atau sama sekali tidak terlihat seperti negara mayoritas
muslim.
Bahkan misalkan yang paling mudah
kita identifikasi, perempuan-perempuan di sana itu udah terbiasa pakai bikini,
udah terbiasa pakai rok pendek. Jadi mesjid-mesjid juga kosong. Hal-hal yang
semacam itu gitu. Menjadi pemerintahnya pada waktu juga relatif anti terhadap
gerakan-gerakan Islam dan menganggap bahwa gerakan-gerakan Islam itu mematikan tradisi Iran masa kuno.
Makanya Syekh Reza Fahlifi itu
seringkali mendemonstrasikan bahwa dia dan keluarganya itu lebih dekat pada
ajaran-ajaran Praislam di Persia. Daripada sesudah Islam gitu ya, ada ada ada
banyak ceritanya itu. Tapi intinya adalah seribu sembilan tujuh puluh delapan
itu ayatullah Kuma ini langsung melakukan pemberontakan, menggulingkan dinasti
itu dan kemudian mendirikan Republik Islam Iran. Kan begitu. Nah, sejak saat
itu hubungan antara Iran dengan Israel itu memburuk. Karena apa? Karena Iran
dengan Amerika Serikat juga sangat-sangat buruk.
Jadi pas Reza Fahlifi itu kan
dekat sekali dengan Amerika Serikat, disuplai
sama Amerika Serikat. Tapi setelah revolusi Islam Iran Amerika Serikat
marah-marah sama Iran, Kemudian Israel juga marah-marah sama Iran. Iran balik
nyerang marah-marah juga sama Israel, tetapi pada waktu itu. Nah ini ceritanya
agak panjang, tapi ingin saya jelaskan begini. Nah, ketika Republik Islam Iran
didirikan itu orang-orang Irak yang enam puluh persennya adalah orang Syiah
juga terinspirasi untuk melakukan pemberontakan, menggulingkan Saddam Husein
untuk mendirikan negara Syiah seperti Iran. Nah itu dikomporin, dibiayain sama
Ayatullah, kumain ini supaya orang-orang Irak pun memberontak, sama seperti
orang-orang Iran. Nah, akhirnya apa negara-negara Arab itu ketakutan.
Jadi, negara-negara Arab itu kan
monarki, sebagian monarki absolut. Mereka ketakutan kalau raja-raja mereka itu
digulingkan sama seperti Syahreza Pahlevi. Jadi “wah gawat”. Misalkan kata raja Arab gitu ya. Kalau
misalkan rakyat memberontak seperti yang terjadi di situ nanti ke wilayah
kekuasaan saya habis, wewenang saya juga habis”. Apalah daya, maka mereka
sebisa mungkin menghentikan pengaruh revolusi Islam Iran itu dan bagaimana
caranya. Nah, pada waktu itu ada kepentingan berikutnya, yaitu Saddam Husein.
Sadam Husein pengen ngambil minyak dalam jumlah yang besar dari Iran. Jadi dia
melakukan apa, Saddam Husain melakukan serangan langsung kepada Iran.
Kemudian mengajak orang-orang
Arab wahai orang-orang Arab orang Arab Saudi, orang Qatar, orang Bahrain, orang
Kuwait, orang apa segala rupa? Ayo dukung saya untuk menghabisi orang-orang
Syiah ini, karena dia mau menggelar revolusi Syiah juga di di negara-negara
kami. Nah akhirnya Pak Sadam Husein minta bantuan sama Amerika Serikat dan
dikasih senjata pemusnah massal untuk menghabisi Iran. Kemudian Sadam Husein
juga mendapatkan ke sokongan yang luar biasa dari negara-negara Arab untuk
berperang dengan Iran. Nah, akhirnya apa terjadi Perang Teluk Pertama atau
Perang Irak iran, Yang di Iran saja yang meninggalnya sampai dua juta orang
gara-gara senjata pemusnah massal dan lain sebagainya? Iran pada waktu itu
sudah benar-benar benci sama Israel, karena Israel itu adalah kaki tangan dan
menjadi mata-mata paling kunci di situ di Timur Tengah yang bisa melihat
gerak-gerik orang-orang Iran kan begitu nah, tetapi. Iran tidak berani menyerang
Israel karena apa? Karena untuk menyerang Israel berarti harus melewati Suriah,
melewati Irak, melewati Lebanon dan sebagainya, kan.
Nah, negara-negara itu pro
terhadap Irak, sehingga Iran menahan diri saja di situ. Dan akhirnya apa
setelah perang Teluk selesai tanpa ada kejelasan siapa pemenangnya. Iran di
isolir dari dunia internasional, di embargo pula oleh Amerika Serikat.
Begitupun dengan Israel, Israel itu diisolir di wilayah itu karena dia ada di
tengah-tengah tanah Arab. Jadi dua-duanya terisolir antara Iran dengan Israel.
Dan karena dua-duanya terisolir, maka dua-duanya mengembangkan senjata pemusnah
massal secara independen mengembangkan nuklirnya masing-masing. Jadi iran “Saya
kan tidak disuplai. Saya bermusuhan dengan Amerika Serikat dan saya dikelilingi
oleh musuh-musuh saya. Maka tidak ada jalan lain, kecuali saya harus
mengembangkan teknologi persenjataan saya sendiri”. Maka bikinlah dia di sana
nuklir begitupun dengan Israel. Israel menjadi satu-satunya negara Yahudi di
tengah komunitas masyarakat Arab yang sangat besar. Di situ ada dua puluh dua
negara yang mengepung Israel dan semuanya Muslim, semuanya Arab, semuanya
musuhnya dia.
Negara yang paling dekat dengan
dia yaitu Amerika Serikat, justru sangat jauh secara geografis kan begitu. Maka
Israel pun bikin senjata pemusnah masal, bikin nuklir. Nah, inilah yang
berbahaya iran bikin nuklir, israel bikin nuklir. Iran takut nuklirnya Israel.
Israel takut nuklirnya Iran. Maka Israel langsung koar-koar ke seluruh
media-media Barat, bahwa Iran sekarang sedang mengembangkan senjata pemusnah
massal yang gini, gini, gini, gini. Maka kita harus membuat dia semakin
terisolir gitu kan? Nah. Iran juga marah, wah, kenapa itu Israel gini, gini,
gini? Maka Iran langsung membiayai pasukan-pasukan para militer disekitaran
wilayah Israel, termasuk Hisbullah
Yang kita ketahui sekarang Huti
misalkan atau bekerjasama dengan Hamas. Pokoknya semua yang menjadi musuh
Israel itu akan dibiayai sama iran, kenapa? karena Iran gak bisa nyerang
langsung? Karena seperti yang dibilang tadi Iran gak bisa memobilisasi dukungan
di Timur Tengah. Karena dia sendiri adalah Syiah dan dia sendiri adalah non
Arab itu dia itu kan Iran. Nah karena itu maka kalau misalkan mau menyerang ke
Israel. Maka dia harus lewat dulu negara-negara Irak dan sebagainya. Dan itu
justru bisa aja dia yang malah diserang balik itu kan.
Nah, akhirnya apa permusuhan
diantara dua negara itu hanya pakai Toa? aja, Lo kafir Lo kafir lo jelek, lu
jelek, lu pengembang senjata, pemusnah massal dan sebagainya. Nah, jadi mereka
tuh makin parah, makin benci satu sama lain, karena keduanya merasa ketakutan
dan kedua-duanya merasa terisolir gitu kan gitu ya. Nah, jadi akhirnya kemarin
itu Iran berani atau memberanikan diri untuk menyerang Israel. Kenapa berani?
Kenapa sekarang berani? Sebenarnya dari dulu tuh Iran tuh pengen dan sangat
ingin melenyapkan Israel dari dulu banget.
Cuman yaitu tadi karena dulu itu
dia masih terisolir. Sekarang hubungan antara Iran dengan Saudi Arabia sudah
membaik gara-gara difasilitasi sama Cina. Kemudian waktu Israel menyerang Gaza
itu, orang-orang di Timur Tengah itu cenderung membela terhadap orang-orang
Iran. Karena Iran yang berani mendukung para milisi-milisi yang pro terhadap
Palestina, kan begitu. Nah, karena Israel sekarang itu semakin kejepit dan Iran
semakin lama semakin terbuka. Termasuk juga ada dukungan dari Cina.
Dan sekarang dari Rusia maka Iran
berani untuk melakukan serangan pada Israel. Perhitungannya bukan hanya disitu
juga. Perhitungannya adalah karena Amerika Serikat sedang sibuk di Ukraina dan
kemarin di Jalur Gaza, dan kita mengetahui bahwa sejak saat itu Amerika Serikat
mulai dipertanyakan di dunia. Jadi sekarang yang membenci Amerika Serikatnya
makin banyak dunia makin terpolarisasi, sedangkan negara-negara yang pro
terhadap Cina dan Rusia juga menjadi semakin kuat gitu. Nah inilah yang
akhirnya dimanfaatkan oleh Iran untuk melakukan serangan pada Israel.
Apakah ini akan berkelanjutan?
Apakah sampai ke perang dunia ke-tiga gitu? Saya sih menduganya belum ya, masih
jauh saya ini mah dugaan saya. Saya menduga sih serangan ini juga tidak akan
berlangsung lama. Setelah itu mereka akan kembali ke pos masing-masing dan
saling hujat aja di media sosial, tapi tidak melanjutkan perang secara frontal
gitu. Dugaan saya sih sampai sejauh ini begini, kenapa bisa seperti itu? Ya
kita lihat saja nanti ya.