Impostor Sindrom

 


Jadi kalau teman-teman selalu saja merasa tidak pede, selalu saja merasa kurang terhadap kemampuan pemrograman yang teman-teman miliki, barangkali teman-teman terkena sindrom ini. Dan mari kita bahas tentang impostor sindrome berikut ini.


Apa Itu Impostor Sindrom

Jadi impostor sindrom sendiri merupakan sebutan lain dari sindrom penipu. Nah, siapa yang menipu? yang menipu adalah orang yang terkena sindrom ini, mereka merasa apa yang disangkakan oleh orang lain merupakan penipuan yang dilakukan oleh orang yang terkena sindrom ini.

Sehingga mereka takut kalau misalnya ketidakmampuan yang mereka miliki akan diketahui oleh orang lain. Hal ini dimulai dengan perasaan ragu yang dimiliki oleh orang yang terkena sindrom terhadap kemampuan yang mereka miliki, mereka merasa bahwa kemampuan yang mereka miliki, apa yang mereka dapat saat ini karena kemampuan yang mereka miliki tersebut merupakan hanya faktor kebetulan saja, sehingga mereka merasa bahwa mereka sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan kemampuan dan juga mendapatkan pengakuan dari orang lain sesuai dengan kemampuan yang mereka sangkakan terhadap orang yang terkena sindrom ini. Nah, penelitian ini dilakukan di tahun 1978 oleh dua orang psikolog. Namanya adalah Rose Cles dan juga Suzen IS.

Dimana pada penelitian tersebut mereka melihat kepada wanita-wanita dengan jenjang karir yang tinggi serta pencapaian yang luar biasa dimana wanita-wanita tersebut merasa ragu terhadap kemampuan ataupun pencapaian yang mereka dapatkan. Penelitian pun dilanjutkan, tidak hanya berhenti kepada para wanita saja, tetapi juga berlanjut kepada para pria, dimana para pria juga ternyata terjangkiti oleh sindrom ini. Sindrom penipu impostor sindrom mereka merasa bahwa kemampuan yang mereka dapatkan ataupun pencapaian yang mereka dapatkan saat ini, merupakan hasil penipuan yang mereka lakukan.

Rasa Percaya Diri Berkurang

Nah!, biasanya orang-orang yang terkena impostor syndrome adalah orang-orang yang dalam proses perjalanan intelektual ataupun sedang dalam proses menapaki karir baru, ataupun orang-orang yang memiliki sifat perfeksionis di dalam dirinya. Orang-orang yang terkena imposter Sindrome biasanya orang-orang yang malu, kemudian mereka seringnya menutup diri terhadap orang lain serta merasa insecure ya terhadap kemampuan yang mereka miliki.

Dan karena merasa insecure tadi, akhirnya mereka tidak memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan yang mereka miliki, yang akhirnya apa? akhirnya membuat mereka susah untuk memasuki ke jenjang berikutnya ataupun masuk ke tanggung jawab yang lebih besar dan untuk diketahui bahwa impostor sindrom sendiri bukan merupakan sebuah gangguan mental. Orang yang terkena dari impostor Sindrome ini ketika di tempat kerja biasanya performanya akan menurun karena mereka sibuk untuk menutup segala kekurangan yang mereka miliki, walaupun sebenarnya kekurangan tersebut hanyalah perasaan mereka sendiri saja, tetapi karena mereka sudah terkena yang namanya Impostor syndrorm ini, akhirnya mereka sibuk dan selalu sibuk untuk menutupi segala kekurangan, walaupun kekurangan tersebut hanyalah perasaan di diri mereka sendiri saja.

Rasa Takut Yang Berlebihan

Orang-orang yang terkena Impostor Sindrom biasanya orang-orang yang gampang cemas karena mereka takut bahwa ketidakmampuan ataupun mungkin kita sebutnya lebih tepatnya adalah perasaan ketidakmampuan yang mereka miliki itu akan diketahui oleh orang lain sehingga mereka selalu was-was kemudian menutup diri, sehingga mereka takut kalau misalnya ketidakmampuan yang mereka miliki tersebut akan diketahui oleh orang lain.

Orang-orang seperti ini biasanya adalah orang-orang yang menghindari tanggung jawab serta tidak mau mengambil tugas lebih, karena mereka takut kalau misalnya mereka mengambil tugas yang lebih ataupun mengambil tanggung jawab, maka kesempatan untuk diketahui bahwa mereka tidak mampu akan semakin tinggi. Nah, hal tersebut tentu saja dimulai dari perasaan bahwa mereka ragu terhadap kemampuan yang mereka miliki, dimana dimulai dengan yang namanya impostor sindrom tadi mereka merasa bahwa mereka sedang menipu orang lain dengan kemampuan yang disangkakan orang lain terhadap mereka.

Hal yang sama juga akan terjadi ketika kita membahas tentang pemrograman, ya? Atau ketika kita membahas diri kita ketika menjadi seorang program, kadang kita merasa rendah diri ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain, ambil saja mungkin orang lain sudah membahas tentang bahasa pemrograman GO kemudian membahas tentang bahasa pemrograman Rush.

Sedangkan kita masih menggunakan misalnya HTML. CSS. Java Script, kemudian PHP, kemudian kita bandingkan kemampuan yang kita miliki dengan kemampuan orang lain dan akhirnya membuat kita menjadi rendah diri, dibuatnya atau anggap saja kita berbicara tentang Laravel Framework yang sama. Kita merasa bahwa fitur-fitur yang kita gunakan di Laravel masih dasar-dasar saja. Kemudian kita membandingkan fitur yang digunakan oleh orang lain di Laravel kita melihat orang lain sudah menggunakan fitur yang sangat advance, kemudian akhirnya kita membandingkan kemampuan yang kita miliki di Laravel dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain di Laravel yang akhirnya membuat kita menjadi merasa rendah diri. Yang akhirnya ketika kita membandingkan diri kita dan kita membuka grup Facebook, grup WA ataupun ketika kita membuka akun X yang dimiliki oleh orang lain serta membuka website-website.

Banyak istilah-istilah yang membuat kita menjadi merasa rendah diri karena kita membandingkan istilah-istilah yang biasa kita gunakan jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh orang lain. Hal-hal tersebut dia atas mungkin akan membuat kita menjadi merasa was-was, merasa jauh tertinggal, merasa tertekan. Kadang kalau misalnya kita tidak waspada akan membuat kita terkena yang namanya impostor sindrom. Walaupun sebenarnya perasaan tersebut lumrah-lumrah saja, asal kita bisa mengikuti bagaimana cara berpikir yang benar sehingga tidak menjadikan kita terkena yang namanya impostor sindrom.

Tiap Orang Punya Tantangan

Awal yang harus kita sadari adalah bahwa tiap orang punya tantangan masing-masing dan tiap orang juga punya. Project yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dan tiap project biasanya akan berbeda juga. Cara penyelesaian antara satu dengan yang lain yang karena projectnya berbeda tentu saja fitur yang digunakan juga berbeda. Tentu tentu saja kalau misalnya fitur yang digunakan berbeda tentunya teknologi yang digunakan juga akan berbedaan, dan karena penyelesaiannya berbeda satu dengan yang lainnya. Tentunya library yang dipilih oleh seorang programmer untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga dengan tantangan yang berbeda antara satu programmer dengan program yang lain. Tentunya pengalamman yang didapatkan antara satu programmer dengan programmer yang lain akan.

Hal lain yang harus kita mengerti juga adalah bahwa setiap perusahaan punya preferensi masing-masing tentang teknologi yang akan digunakan. Bisa saja sebuah perusahaan karena ingin memenuhi kebutuhan bisnis yang ada pada diri mereka, maka mereka mensyaratkan seorang programmer memiliki kapasitas di bidang pengembangan dengan menggunakan bahasa pemrograman GO, kemudian bahasa pemrograman Rust.

Di sisi yang lain mungkin ada perusahaan yang mensyaratkan bahwa seorang programmer untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang ada pada diri mereka, maka mensyaratkan bahwa seseorang harus punya kemampuan di bidang bahasa pemrograman PHP, kemudian bahasa pemrograman javascript. Sehingga dari dua perusahaan saja maka kemampuan yang harus dimiliki oleh tiap-tiap programmer akan berbeda. Yang akhirnya karena kesempatan yang diberikan oleh satu perusahaan dengan perusahaan yang lain berbeda, maka pengalaman yang diperoleh antara satu orang dengan orang yang lain menjadi berbeda. Di satu sisi ketika seseorang masuk kepada sebuah perusahaan dimana mensyaratkan untuk menguasai bahasa pemrograman GO, maka orang tersebut lama-kelamaan akan mahir di bidang bahasa pemrograman GO.

Di sisi yang lain misalnya ada seseorang yang masuk kepada perusahaan dimana perusahaannya mensyaratkan untuk mengetahui tentang javascript. Akhirnya karena kesempatan yang diberikan kepada orang tersebut banyak berhubungan dengan Java Script, maka orang tersebut menjadi ahli di bidang Java Script, lagi-lagi kesempatan yang berbeda akan memberikan pengalaman dan juga keahlian yang berbeda. Yang harus kita sadari bersama adalah bahwa tidak semua programmer harus tahu seluk-beluk semuanya tentang bahasa pemrogram, karena tadi tiap orang punya tantangan masing-masing, tiap orang punya perusahaan masing-masing, tiap orang punya project masing-masing, tiap orang punya fitur masing-masing sehingga antara satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda, sehingga dari semua tantangan dari semua perusahaan, kemudian dari semua kesempatan serta dari semua kebutuhan tersebut tentunya akan menjadikan seseorang programmer tersebut unik. Ya, dia akan berbeda antara satu dengan yang lain dari segi kemampuan. Dari segi penyelesaian, dia akan berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Tapi jangan juga menjadikan kita menjadi seorang programmer yang bebal. Kita bersikukuh bahwa tiap orang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, yang akhirnya menjadikan kita tidak mau melakukan upgrade terhadap kemampuan yang sudah kita miliki.

Mengakui Kekurangan Kita

Yang pertama harus kita sadari adalah bahwa kita harus segera mengakui kekurangan-kekurangan kita, tetapi dari kekurangan-kekurangan yang ada tersebut, jangan malah menjadikan kita menjadi demotivasi atau menjadikan kita menjadi rendah diri. Tetapi jadikan kekurangan-kekurangan tersebut menjadi motivasi untuk melakukan upgrade kemampuan yang kita punya, yang tentu saja kita perlu menentukan skala prioritas mana bahasa pemrograman ataupun framework yang harus kita ketahui ataupun fitur yang harus kita upgrade dan kita ketahui. Karena kalau misalnya kita ingin menguasai semuanya, ingin menguasai semua fitur, ingin menguasai semua bahasa pemrograman tentu itu merupakan hal yang sangat mustahil, melelahkan dan tidak masuk akal.

Jadi tentukan waktunya kemudian tentukan prioritasnya. Misalnyanya kita tahu tentang HTML, CSS, javascript dan juga PHP. Jangan juga kita menjadi merasa rendah diri, karena mungkin perusahaan ataupun project yang kita jalani saat ini cukup dijalankan dengan HTML, CSS, javasrip dan juga PHP.

Tetapi kemudian mungkin kita melihat orang lain sudah berbicara bahasa yang lain, mereka berbicara tentang GO. Mungkin kemudian mereka berbicara tentang Rust, mungkin mereka berbicara tentang React dan sebagainya. Jangan kita menjadi demotivasi. Dibuatnya kita jadikan dia menjadi sebuah pacuan ataupun menjadi sebuah motivasi untuk belajar lagi tentang hal-hal yang lain diluar project kita. Dan lagi-lagi jangan sampai dari kekurangan tersebut menjadikan kita menjadi demotivasi. Kita harus upgrade diri kita. Tapi tentu saja kita harus menentukan prioritas mana saja yang harus kita kuasai dan juga kita kembangkan dari diri kita.

Based On Project

Kenapa saya banyak menyarankan kepada diri saya pribadi dan juga kepada teman-teman yang baru belajar bahasa pemrograman untuk belajar Based on project?

Kita ketahui dulu untuk dasar-dasarnya, kemudian untuk memperdalam dari kemampuan dasar kita tersebut kita perdalam bast on project. Karena fitur-fitur yang dimiliki oleh bahasa pemrograman ataupun sebuah teknologi kan bermacam-macam. Misalnya CSS, HTML, java script, php, misalnya, tentunya fitur-fiturnya banyak sekali, kalau kita ingin menguasai semuanya ditu kita belajar, tentunya waktu kita akan habis dan juga tidak akan mungkin tentunya kalau kita ingin menguasai semua fitur-fiturnya. Sehingga supaya lebih terarah maka kita gunakan cara belajar bast on project. Kita belajar berdasarkan kebutuhan project yang akan kita selesaikan tadi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama