Sosok Penyelamatkan Ford dari Kebangkrutan

 


Tahun 2006 Ford yang dulu perkasa dihantam berbagai krisis internal sehingga hampir bangkrut. Nah. Bill Ford, cucu sang pendiri akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan yang tidak populer. Dia merekrut Alann Muleley dari Boeing yang nggak tahu apa-apa tentang industri mobil untuk menjadi CEO baru Ford. Nah, di awal perlawanan luar biasa, tapi pada akhirnya Alan mampu melakukan salah satu aksi ter around perusahaan paling fenomenal dan mengembalikan Ford pada kejayaannya. Apa strategi dan inovasi yang dilakukan Allen? Apa aja tantangannya dan bagaimana dia menghadapinya? Yuk, kita cari tahu.!


BAB 1 | Ford Di Pinggir Jurang

Ford Motor Company adalah Icoon Amerika yang pernah menguasai 56% pangsa pasar otomotif dunia. Mereka berhasil memproduksi mobil secara massal menggunakan sistem perakitan yang membuatnya mampu menjual mobil dengan harga terjangkau antara tahun 1913 sampai 1925. Dengan model Kenya Ford meraih sukses besar.

Malangnya setelah menempuh perjalanan puluhan tahun di tahun 2006 Ford dihantam krisis besar di tengah utang yang terus menggunung. Mereka merugi 17 Miliar USD. Nilai sahamnya juga anjlok dari 17 USD pada tahun 2004 menjadi hanya 8 USD pada tahun 2006 Itu seperti mimpi buruk bagi mereka dan mungkin juga bagi kita yang sedang menjalani bisnis. Maka dari itu, yuk kita cermati apa yang membuat perusahaan besutan Henry Ford di tahun 1900-an itu bisa terseret ke bibir jurang kejatuhan.

Ternyata Ford mengalami konflik internal efisicy manajement dan kurangnya memperhatikan kebutuhan konsumen. Konflik internal muncul setelah Ford mengakuisisi brand-brand besar seperti Volvo, Jaguar, dan Land Rover. Awalnya muncul gesekan-gesekan dalam urusan sumber daya dan brand belakangan lanjut menyentuh urusan kepemimpinan ketika eksekutif puncak saling berebut kekuasaan.

Sedangkan in efisiensy manajemen terlihat dari pengambilan keputusan yang lambat dan birokratis yang mengakibatkan perusahaan tidak mampu merespon ancaman dengan cepat dan gesit. Struktur biaya juga membengkak sehingga margin keuntungan lebih rendah dibandingkan yang diperoleh oleh pesaing. Nah, yang fatal adalah rusaknya mentalitas kerja, mereka malas memperbaiki diri dan mereka sudah puas dengan keberhasilan masa lalunya.

Padahal sebagaimana yang kita sadari bahwa hidup terus berubah dan tantangan terus bermunculan. Buktinya, di industri otomotif bermunculan mobil-mobil Jepang yang merangsek menguasai pasar karena produknya lebihndal dan inovatif. Nah, Ford tidak peka terhadap perkembangan itu dan tidak peka terhadap kebutuhan konsumen sehingga harus menanggung akibatnya. Selama 2 tahun penjualan mereka anjlok 200rb unit karena produknya tidak sesuai perfensi konsumen.

BAB 2 | Bertaruh Orang Asing

Bill Ford cicit Henry Ford yang sedang memimpin tercenung menyaksikan kemerosotan perusahaannya. Dia sadar betul ada masalah besar yang bisa menelenggamkan Ford kapan aja perasaannya galau dan pikirannya ruwet ketika harus memikirkan cara bagaimana mengubah banyak urusan di perusahaan supaya sang pioner industri otomotif itu bisa bukan hanya selamat, tapi berjaya kembali.

Lambat laun pikirannya mulai jernih dan disaat itulah dia merasa perlu memanggil seseorang untuk menyelamatkan Ford lolos dari lubang jarum, dia teringat Allen Mulally, seorang ekskutif papan atas Boeing yang dikenalnya sukses menghadapi krisis dan memimpin transformasi perusahaan. Bill tahu Mulally bukan orang sembarangan. Reputasinya sangat bagus selama memimpin Boeing karena dia inovator yang mampu membawa perubahan signifikan. Dia berhasil menstabilkan perusahaan selama Asia mengalami krisis keuangan di awal tahun 90-an. Begitu pula pasca peristiwa RDE 11, ketika Boeing harus mengurangi produksi pesawat, dia mampu membuat perusahaan tetap stabil.

Mulally membawa Boeing bangkit berkat kepemimpinannya yang tegas, strateginya fokus pada efisiensi operasional dan kemampuannya mengembangkan produk baru. Di bawah kepemimpinannya Boeing memuncurkan pesawat Boeing 777 yang sukses mengalahkan Erbus. Dengan semua prestasi itu Bill yakin Alllan Mololly adalah pilihan yang tepat untuk diajak gabung ke Ford.

Sayangnya Bill harus menunda dulu keinginannya itu karena baru mengutakan niatnya aja sudah banyak yang terkejut, bahkan banyak internal perusahaan langsung menolak. Mereka terbiasa dipimpin anggota keluarga besar Henry Ford, atau oleh mereka yang memiliki pengalaman panjang di industri otomotif. Sedangkan Allen siapa? dia kan outside banyak juga keluarga Ford dan eksekutif yang skeptis dan menganggap Mulally tidak akan memahami budaya dan tantangan unik Ford. Pengalamannya di afiansi dianggap nggak relevan, sebab manufaktur pesawat kan beda dengan manufaktur mobil, begitu juga rantai pasokannya.

Selain itu, banyak eksekutif dan karyawan lama yang khawatir terhadap gaya kepemimpinan dan kebijakan baru Mulally nantinya. Mereka yakin perubahan itu akan mengganggu kenyamanan dan cara kerja yang sudah berjalan selama ini. Di luar sana Mulally juga cuek ketika dihubungi oleh Bill, Dia sedang merasa sangat nyaman di Boeing dan sudah berencana mengembangkan proyek impian kebanggaannya, yaitu Boeing 787 Dreamliner.

Jadi ya wajar ya dia males keluar dari Boeing. Nah, hanya saja panggilan Bill Ford yang berkali-kali membuat Mulally merasa harus memperhatikan dan mempertimbangkan baik-baik sikapnya. Terutama setelah berulang kali meyakinkan dirinya bahwa dialah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Ford dari situasi genting.

Anehnya, sanjungan itu membuat Mulally justru malah semakin ga yakin bahwa dia bisa mengatasi masalah Ford. Dia menjawab Bill dengan mengatakan. “Saya tidak punya pengalaman di mobil, jadi bagaimana saya bisa memimpin Ford?” Mendengar jawaban ini. Bill kembali membujuk dan meyakinkannya. “Kami butuh cara berpikir yang berbeda, Alan. Kami butuh seseorang yang bisa melihat masalah dari sudut pandang yang baru.” Kata-kata itulah yang terus terngiang di kuping Mulally sampai perlahan hatinya mulai tersentuh dan semangatnya tergugah untuk mengambil kesempatan menyelamatkan perusahaan ikonik itu. Setelah menenangkan pikiran dan meyakinkan hatinya Mulally akhirnya menghubungi Billfurd dan berkata. “Baiklah Bill. Saya akan datang ke Ford.”

BAB 3 | One Ford Sang Penyelamat

Tiba-tiba suasana heboh dan banyak analis meragukan keputusan Ford mengangkat seorang Outsider sebagai CEO. Bahkan ada wartawan yang tajam bertanya “Bagaimana Anda bisa sukses sebagai CEO? Padahal Anda tidak tahu apa-apa tentang mobil?” dengan tenang Allan menjawab, “Sebuah mobil rata-rata mengandung 30000 komponen, sedangkan Boeing 777 memiliki lebih dari 3 juta komponen dan pesawat harus tetap terbang. Jadi margin kesalahan dalam membuat pesawat harus nol.!”

Wartawan itu pun terdiam. Sebelum mulai masuk ke kantor barunya, lebih dulu dia mewancarai orang-orang Ford, termasuk anggota dewan dan profesional dari berbagai bidang dia merasa perlu mendapatkan berbagai informasi untuk menyusun strategi sampai kemudian dia bisa memperkenalkan strategi One Ford sebagai solusi untuk mengembalikan kejayaan Ford dengan mengintegrasikan semua elemen penting untuk inovasi. Ada 4 poin utama di dalam oneford, yaitu

  1.        Menyatukan semua karyawan Ford sebagai satu tim global
  2.        Memanfaatkan pengetahuan unik Ford
  3.        Membangun mobil yang diinginkan pelanggan dan
  4.        Mengatur pembiayaan yang signifikan.

Semua itu menuntut Ford bekerja optimal di segala lini, mulai dari visi strategis, finansial, perusahaan yang sehat, daya saing tenaga kerja, hingga pengembangan produk. Pada minggu-minggu pertama. Mulally menggelar rapat-rapat untuk memperkenalkan Bisnisnes Plan Review atau BPR yang berhasil digunakannya di Boeing. Setiap Kamis, dia membahas BPR bersama jajaran pimpinan. Dia meminta setiap pimpinan memberikan update singkat tentang 4 hingga 5 prioritas utama mereka dengan indikator, merah, kuning, hijau. Hijau berarti sesuai rencana, kuning ada tantangan, dan merah berarti butuh perhatian segera. Mulally kemudian bertanya apakah sekarang mereka berada di zona hijau, kuning, atau merah? Dan hampir semua peserta rapat menjawab “Hijau!”

Mulally mulai terheran-heran dan kembali bertanya, tahun ini kita akan kehilangan 17 miliar US dollar. Tetapi kalian mengatakan semuanya baik-baik aja. Tiba-tiba suasana rapat jadi hening semua peserta rapat terdiam sampai seorang pemimpin mengacungkan tangan. Dia mengaku bahwa unit kerjanya berada di zona merah. Alan Mulally kemudian bertepuk tangan dan menyapanya. “Terima kasih Anda memiliki keberanian dan sudah berkata jujur.” Lalu dia berkata Saya CEO Ford, “Saya tahu sedikit tentang membuat dan menjual mobil nggak ada masalah mengakui itu. Kita harus jujur, menerima realitas, dan kemudian memutuskan langkah selanjutnya.”

Di dalam rapat itu Mulally sedang membangun budaya jujur dan transparan serta mengubah budaya Ford yang sebelumnya kompetitif dan egois. Dia berterima kasih kepada mereka yang mengakui unitnya bermasalah dan juga menghargai semua masukan dari semua orang di berbagai level. Mulally terus mengarahkan timnya pada misi One Four agar perusahaan bergerak di jalur transformasi yang tepat. Dia mempercepat pengembangan produk-produk baru yang sudah diapresiasi konsumen. Dia mendesain ulang model Taurus, Fokus dan Fiesta serta melepaskan berbagai brand sehingga Ford mengurangi 97 produknya menjadi hanya 20 produk.

BAB 4 | Ford Menolak Bailout

Selagi Ford giat bertranformasi, tiba-tiba datang badai krisis keuangan global di tahun 2008 yang mendorong Ford terjebak dalam krisis terburuk. Untungnya Mulally sudah mengamankan pinjaman sebesar 23 Miliar USD sehingga Ford bisa bertahan bahkan tanpa bantuan pemerintah. Mulally juga sudah menjual brand mewah yang pernah diakuisisi 40 momen yang tepat. Aston Martin dijual ke grup investasi pada tahun 2007. Land Rover dan Jaguar dijual ke Tata Motors India pada tahun 2008 sebelum muncul krisis global yang kurang beruntung cuma penjualan Volvo ke Jilly China di tahun 2010. Meskipun merugi, tetapi penjualan tersebut menambah cadangan Kas Ford dan menghentikan bleeding finansial.

Sewaktu menjual brand-brand tersebut, sebetulnya Mulally tidak sedang mengumpulkan uang, melainkan seperti yang dia katakan, perusahaan harus punya fokus dengan mengurangi merek dan fokus pada inti bisnis. Ford bisa stabil dan tidak hanya selamat dari krisis, tapi juga punya fondasi masa depan yang kokoh. Selain itu, dia berusaha membangun citra Frd sebagai perusahaan kuat dan mandiri. Iklan-iklannya memperlihatkan sikap mereka yang tidak mau menerima bail out, dan ini yang membuat vorte berbeda dari GM dan Crseler. Sikap itu membuat konsumen yang skeptis terhadap perusahaan yang menerima bantuan pemerintah semakin percaya bahwa Ford adalah satu-satunya dari Big Free, perusahaan mobil Amerika yang kuat dan mandiri.

Mulally juga ingin supaya Ford bisa menghindari persepsi negatif bahwa penerima bail out sebetulnya mengalami Moral Hazard. Mereka bisa mengambil resiko besar karena mereka masih bisa memperoleh bantuan pemerintah ketika mereka gagal.

Meskipun begitu, Ford menerima pinjaman 5,9 milliar USD dari Departemen Energi Serikat untuk merombak pabrik supaya bisa memproduksi kendaraan hemat bahan bakar. Mereka juga menerima program Cash For Clankers yang mendorong konsumen memberi kendaraan hemat bahan bakar, termasuk model-model Ford setelah menolak bail Out Mulally fokus pada inovasi dan efisiensi operasional. Ford merampingkan lini produk dan memperkenalkan model baru yang lebih hemat energi, seperti Ford Fusion dan F 150. Model-model ini ternyata disambut dengan baik di pasaran, sehingga Ford tetap bisa kompetitif dan mampu kembali meraup keuntungan pada tahun 2009.

BAB 5 | Kembali Jadi Nomor Satu

Mulally dan juga Bill Ford akhirnya bisa menarik nafas dengan lega karena Ford selamat dan bisa kembali menjadi merek nomor satu di Amerika dan nomor dua di Eropa serta tumbuh pesat di pasar Asia. Pada tahun 2010 Motor Tren menobatkan Ford Fusion sebagai Car of the Year yang bersama F 150 memang diterima dengan baik oleh konsumen. Setelah Mulally mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan, citra Ford semakin membaik dan itulah yang membantunya bisa merebut kembali pangsa pasar. Mereka mampu memenuhi kebutuhan konsumen melalui inovasi produk berkualitas dan hemat energi semua itu berhasil menegaskan kembali bahwa Ford memang pemain yang tangguh.

Sedangkan Mulally sendiri berhasil mengukuhkan dirinya sebagai penyelamat Ford yang berbeda dari CEO Ford sebelumnya. Dia telah menangani masalah dari akarnya, lalu mengubah arahnya secara radikal. Sebagai outsider, Allan Mulally terbukti mampu menarik Ford dari bibir jurang kebangkrutan, sekaligus membuktikan bahwa dirinya memang spesialis krisis.

EPILOG

Kisah Ford adalah kisah tentang perubahan budaya dan cara kerja secara radikal di ujung jurang kebangkrutan. Di tahun 2006 BillFord justru merekrut seorang outsider. Allen Mullley, yang kemudian datang sambil membawa Onefrd untuk menyatukan semua elemen perusahaan. Ia menciptakan budaya jujur dan transparan dengan membuka, membahas, dan mengatasi bersama setiap masalah serta menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan responsif. Mulally juga mengambil keputusan berani seperti menjual merek-merek mewah dan fokus pada produk inti.

Keputusan cerdas itu berhasil memperbaiki keuangan dan meningkatkan efisiensi. Sehingga di tengah krisis keuangan 2008 Ford mampu menolak bail out dari pemerintah dengan berfokus pada inovasi dan kebutuhan pelanggan. Ford bangkit kembali semua itu memperkuat citranya sebagai perusahaan mandiri dan tangguh.

Dari kisah ini kita belajar bahwa selalu ada jalan keluar dari masalah sesulit apapun dan kerap kali solusinya datang dari luar. Maka jangan pernah takut meminta bantuan, termasuk dari seorang outsider. Jangan sibuk mencari solusi di dalam kubangan masalah itu sendiri.


Dr. Indrawan Nugroho

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama