Kelahiran Motor Scooter Vespa

 


Tahukah Anda bahwa Vespa lahir dari tangan seorang insinyur ironatika? Yap. Vespa didesain layaknya sebuah pesawat terbang! Tapi tentu aja nggak ada yang percaya di awalnya. Bahkan prototypenya sempat berpindah-pindah tangan karena ditolak dimana-mana. Lalu apa yang terjadi? Bagaimana ceritanya hingga Vespa kini bukan hanya jadi alat transportasi yang populer, tapi juga menjadi icon fashion anak muda?


BAB I | Bangkit Dari Reruntuhan Perang

Setelah Perang Dunia I berakhir Italia menjadi negeri yang hancur lebur, ekonominya carut marut dan negeri indah di tepi Laut Mediterania itu hanya menyisakan pemandangan kota-kota yang luluh lantak. Berbagai infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, gedung-gedung, dan pabrik-pabrik rusak parah, di sana hanya tersisa puing-puing bangunan yang berserakan.

Memang selama perang berlangsung pasukan sekutu membombardi negeri itu untuk melubohkan kekuatan sang pemimpinnya yaitu Mussolini. Terutama mereka menyasar dan menghancurkan pabrik-pabrik yang dimanfaatkan Mussolini untuk memproduksi berbagai jenis senjata dan peralatan militer. Nah, salah satu pabrik yang dibidik dan dihancurkan adalah pabrik Piaggio yang didirikan Leonardo Piaggio pada tahun 1884. Tadinya Piaggio adalah galangan kapal yang kemudian disulap menjadi pabrik pesawat tempur.

Di atas puing-puing kehancuran pabrik itulah beberapa tahun kemudian. Enrico Piagi, anak Rnado Piejoo berdiri dan merenung, dia ingin membangkitkan kembali pabrik warisan ayahnya dan ikut menghirukan kembali perekonomian Italia. Tapi dia tidak ingin Piadeo menggeluti kembali dunia aeronatika, melainkan ingin beralih fokus pada industri alat transportasi lain karena waktu itu negerinya lebih membutuhkan perbaikan transportasi masyarakat.

Kebetulan negara-negara sekutu berbaik hati mereka mau membantu membangun kembali pabrik-pabrik yang sudah hancur pada saat itu. Nah, saat itulah Enrico Piaggio melihat peluang emas untuk mewujudkan idenya memproduksi skuter secara massal. Dia teringat sepeda motor kecil yang dibuat untuk para penerjun payung selama perang. Sepeda motor seperti itulah yang menurutnya cocok dipakai masyarakat untuk menjelajahi sudut-sudut kota dengan nyaman.

Ternyata bukan hanya Enrico yang punya ide seperti itu. Ada warga Itali lain yang berpikiran sama namanya adalah Ferdinando Innocenti yang sejak tahun 1933 mengelola pabrik pipa baja Innocenti. Dia juga ingin memutar haluan bisnisnya menuju industrikuoter karena permintaan piwa baja pada saat itu memang sedang menurun. Innocenti sadar betul bahwa Schkuoter bisa berperan penting dalam memulihkan mobilitas masyarakat Italia. Skuter bisa menjadi solusi praktis dan terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan alat transportasi pribadi yang efisien dan juga ekonomis. Dengan pemikiran seperti itulah Innocenti merancang skuoter yang kemudian hari dikenal sebagai Lambreta.

BAB II | Desain Yang Terus Ditolak

Untuk mewujudkan gagasannya Innocenti merekrut Coradino D’Ascanio, seorang insinyur kelahiran Popoli tahun 1891 yang tidak lain adalah perancang pesawat dan helikopter. Dia terkenal dengan karyanya yang monumental, yaitu radio transmitter pertama yang memungkinkan pilot pesawat bisa berkomunikasi dengan kru udara. Dia juga orang yang menguji teknologi autopilot yang kemudian menjadi sebuah langkah maju dalam industri pesawat.

Sewaktu pertama kali Innocenti mengajaknya merancang sebuah skuter dan Scanio tercengang, bingung dan ragu-ragu. “Apa iya, saya yang biasa merancang pesawat sekarang harus merancang sepeda motor?”. Begitu kira-kira respon awalnya. Tapi setelah dipikir-pikir, dia melihat ajakan Inu Chaenty itu menarik sekaligus menantang. Dan akhirnya dengan semangat untuk ingin terus berinovasi, dia pun menerima tawaran Innogent. Langkah pertama yang dilakukan Da Skanio adalah mempelajari kebutuhan para pengguna skuter. Berhari-hari dia keliling bertemu dan ngobrol dengan berbagai kelompok masyarakat. Dia ingin tahu apa sebetulnya yang diinginkan orang-orang dari sebuah skuoter. Akhirnya dia menemukan salah satu jawabannya, yaitu kebanyakan wanita memerlukan sepeda motor dengan desagin yang berbeda dari motor konvensional. Sebab, selama ini mereka kesulitan mengendarai motor konvensional.

Nah, berangkat dari temuan-temuan itulah Das Scanio kemudian merancang desagin skuter yang revolusioner. Skuter itu punya lantai datar yang memungkinkan pengendara duduk nyaman tanpa harus mengangkat kaki terlalu tinggi. Rancangan itu pasti menarik bagi para wanita yang sering memakai rok atau gaun. Rancangan itu juga memenuhi sebagian besar kriteria yang ditetapkan oleh Innocenti. Tapi kemudian belakangan muncul masalah karena Innocenti enggak sepakat dengan Da Scaio soal struktur rangka skuternya. Innocenti ingin supaya rangka skuoter dibuat dari tabung baja yang diproduksi pabriknya dan dinamai Lambreta, sesuai nama pabrik tersebut. Tapi Scaio menolak keinginan Innocenti karena menurutnya rangka seperti itu enggak cocok untuk desigin skuoternya.

Pertentangan mereka pun akhirnya selesai ketika akhirnya GA Scaio angkat kaki meninggalkan Lambreta. Di pihak lain Enticopiajo juga mengalami hal serupa dengan Innochty dianggap puas dengan rancangan skuter Paperino yang dibuat oleh dua insinyur Piagio, yaitu Renzo Spolty dan Victorio Ksini. Ketidakpuasan itulah yang kemudian menuntun Enrico berjumpa dengan Das Scanio. Tapi kemudian Da Scannio pun jadi jengkel ketika bergabung dengan Piajio. Sebab disitu pun ternyata rancangan skuternya nggak langsung diterima anggota tim lain dan manajemen di Pigio skeptis karena mereka terbiasa dengan model sepeda motor tradisional. Sedangkan Das Scanio datang dengan idediovatif seperti rangka monoko dan pengaturan mesin yang membuat motor ringan tapi tetap kuat. Nah.

Rancangan dia akhirnya tetap terus ditolak dan itu menimbulkan ketegangan di internal Viagio. Padahal, rancangan Dascaio telah mempertimbangkan juga kondisi pasar Italia yang masih lemah pasca perang. Karena itu, dia merancang seputar yang hemat biaya, menggunakan bahan dan teknik produksi yang efisien, juga mengutamakan faktor kenyamanan dan keamanan pengguna, terutama perempuan-perempuan yang menggunakan rock. Jadi, di desain Das Canio mencoba menimbangkan aspek bentuk dan aspek fungsi sehingga terlihat estetis namun fungsional.

BAB III | Sembrana Una Vespa

Dihadapkan pada masalah internal  Lipiajio das Scaio ga pasrah dia terus fokus menyempurnakan rancangannya dengan tekad menciptakan solusi mobilitas yang inovatif, yaitu sebuah prototype yang berbeda dari sepeda motor pada umumnya sambil dibayang-bayangi oleh perkembangan Lambreta. Maka dari itu dia kerahkan pengetahuan dan pengalamannya di bidang penerbangan diterapkan beberapa prinsip penting dari afiasi seperti teknik konstruksi stres skin yang biasa digunakan untuk membuat struktur pesawat yang ringan tapi kuat.

Disitu tercipta rangka monokok yang memberikan kekuatan dan stabilitas pada skuter sekaligus mengurangi beratnya prinsip aerodinamika yang krusial. Dalam desain pesawat juga diaplikasikan supaya rancangan skuternya memiliki bentuk yang aerodinamis dan bisa mengefisiensikan bahan bakar serta performa keseluruhan.

Hasilnya adalah skuoter ramping dan efisien serta nyaman dipakai dengan kode desain MP6.

Nah ketika Enrico Piagio melihatsign MP 6. Ketika itulah dia berteriak dengan gembira dalam bahasa Italia, “Sembra una vespa!”  yang artinya kelihatan seperti lebah. Dari situlah kemudian nama lahir Vespa. Sebagai skuoter Vespa menjadi sepeda motor yang bentuknya unik mesinnya ditempatkan di roda belakang. Semua panel kontrol dipasang di stang dan di depannya dipasang pelindung kaki. Sebagai skuoter Body Vespa terbilang ringan tapi kokoh. Akhirnya pada 1946 di GOLF Club Roma. Pagio meluncurkan model pertama yang dikenal sebagai Vespa 98 Harganya dibanderol 55000 Lira untuk versi standar dan 61000 Lira untuk versi mewah.

BAB IV | Vespa Mania Mendunia

Bisa jadi faktor harga menjadi hambatan penjualan Vespa 98 karena di masa itu harga yang dipatok terbilang tinggi, padahal ekonomi Italia masih belum tumbuh. Maka nggak heran, setelah diluncurkan Vespa hanya laku 48 unit dari 50 unit yang diproduksi dan dua unit yang tersisa pun juga susah dijualnya.

Tiba-tiba situasi berubah, Penjualan Vespa mulai meningkat tajam, itu gara-gara Piaggio memperkenalkan opsi pembelian dengan pembayaran dicicil sehingga cocok dengan kondisi ekonomi masyarakat. Apalagi Piaggio melancarkan promosi besar-besaran, termasuk tampil di majalah Lamoto pada edisi ke 15 April 1946. Akhirnya, di tahun pertama peluncurannya Vespa sukses terjual sebanyak 2500 unit. Jumlah itu melonjak menjadi lebih dari 10000 unit pada tahun berikutnya. Kesuksesan itu terus berlanjut setelah pada tahun 1947 Piaggio meluncurkan model vespa 125 yang lebih bertenaga.

Dalam mempromosikan Vespa Piaggio dengan brilian memanfaatkan kekuatan dan popularitas Hollywood di tahun 1952 Enrico memanfaatkan film Roman Holiday sebagai media promosi. Di dalam film tersebut Audrey Hepburn sebagai icon fashion dan aktris terkenal di masa itu mengendarai Vespa melintasi jalanan Roma. Adegan tersebut menjadi sangat ikonik dan menarik perhatian publik internasional, sehingga Vespa berhasil diasosiasikan sebagai bagian dari gaya hidup glamer dan romantis. Hasilnya, penjualan Vespa melonjak lebih dari seratus koma nol unit pada tahun berikutnya.

Melihat kesuksesan tersebut, pada tahun 1956. Enrico mengulangi lagi trik yang sama, kali ini dia memanfaatkan John Wayne dalam sebuah filmnya. Disitu ada adegan John Wayne turun dari kudanya kemudian naik Vespa. Lewat adegan ini Piaggio ingin mengatakan bahwa Vespa punya fleksibilitas dan daya tarik Universal.

Penampilan Vespa di dalam berbagai film digambarkan dengan pesona kebebasan dan petualangan sampai Vespa identik dengan romantisme dan gaya hidup kosmopolita. Promosi-promosi seperti ini menghasilkan prestasi luar biasa. Penjualan Vespa pada tahun 1956 tembus sampai 1 juta unit dan menjadi 4 juta unit di tahun-tahun berikutnya.

Uniknya pada tahun 1950 an penggemar Vespa mulai kumpul-kumpul berbagi kecintaan mereka terhadap skuternya. Nah, lahirlah kemudian klub-klub Vespa di Italia dan dengan cepat menyebar ke negara-negara Eropa lain seperti Inggris dan prancis.

Vespa juga tumbuh sebagai simbol gaya hidup anak muda setelah didorong oleh munculnya budaya mots di Inggris pada tahun 1960 an. Mots merupakan subkultur yang dikenal dengan fashion yang tajam dan kecintaan pada musik jazz serta soul dan Vespa menjadi kendaraannya. Pada tahun 60 an, Vespa menjelma menjadi bagian dari identitas dan ekspresi diri. Kenyataan itulah yang menjawab kenapa gelombang gaya hidup Vespa bisa terus meluas ke Amerika dan juga ke Asia. Ketika di negara-negara di kedua benua itu banyak bermunculan klub-klub Vespa. Para anggotanya tidak hanya sekedar ngumpul-ngmpul, tapi juga mengorganisir touring rally dan kontes modifikasi.

Pada tahun 1979 dibuat film Quadrophenia yang menggambarkan perseturuan antara Mos dan Rokers. Disitu Vespa jadi icon budaya anak muda yang memberontak. Selain itu selebriti turut berkontribusi. Misalnya Salvadordali pernah mempersonalisasi Vespanya. Begitupun dengan Lady Gaga dan Brad Pit yang sering terlihat mengendarai Vespa.

Alhasil sejak peluncurannya sampai sekarang Vespa mempertahankan eksistensinya dengan kemampuan beradaptasi pada tren budaya. Skuter ini terus muncul di berbagai media populer, dari film hingga musik, sampai pada panggung, fashion dan seni. Dengan desain uniknya dan kemampuannya melambangkan gaya hidup tertentu. Vespa telah melampaui fungsi aslinya sebagai alat transportasi, Vespa telah menjadi ikon budaya pop yang diakui secara global.

BAB V | Renungan dan Pelajaran

Ketika kita mencari inspirasi dan inovasi bisnis, kita sering terjebak di dalam sebuah kotak. Kita hanya bisa memperhatikan sektor bisnis yang kita geluti selama ini dan terpaku pada benchmarking perusahaan sejenis. Lalu kita meniru atau meningkatkan performa berdasarkan standar yang ada. Nah, pendekatan seperti itu seringkali hanya bisa menghasilkan inovasi yang sifatnya incremental, tidak transformatif.

Sekarang coba kita tengok kisah Vespa yang menunjukkan bahwa inspirasi brilian terkadang muncul dari tempat yang tidak terduga, bahkan jauh dilu sektor bisnis kita. Bukti hidupnya adalah Coradino das Scaio, seorang ahli aeronatika yang sukses membawa perspektif baru ke dalam desagin skuter Vespa. Dengan menggabungkan prinsip aerodinamika dan teknik konstruksi pesawat, dia berhasil menciptakan kendaraan yang efisien, praktice, estetis, dan revolusioner. Perkataan out of the Box Dascaio menunjukkan bahwa membuka diri terhadap ide dari luar sektor justru bisa menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan efektif.

Inovasi sejatinya lahir dari kemampuan melihat dan menerapkan ide dari berbagai bidang ke dalam bisnis kita. Erico Piaggio dan Gaskanio menunjukkan bahwa dengan merangkul perspektif baru dan berani, dan mengambil resiko, kita bisa menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan serta mengubah cara mereka berpikir. Kisah Vespa mengajarkan bahwa keberanian mencari inspirasi di tempat yang tak terduga dan menerapkannya dengan relevan di bidang kita adalah kunci menciptakan inovasi.

Jadi kalau Anda merasa buntu dan terjebak di dalam kamar gelap saat mencari ide, cobalah keluar dan jelajahi dunia lain. Temukan ide-ide baru di luar sana siapa tahu itu akan bermanfaat bagi bisnis Anda dalam melahirkan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama