Perusahaan Menekuk Pesaing Dengan AI

 


“Kecerdasan buatan atau AI akan mengubah dunia lebih dari apapun dalam sejarah umat manusia. Lebih dari listrik.” Begitu kata Kai Fu Lee

AI bukanlah kisah fiksi ilmiah, dia sudah ada di tengah-tengah kita dan sebentar lagi, dia akan membelah dunia menjadi dua, pemenang dan pecundang. Di mana anda akan berada nanti tergantung dari apa yang anda putuskan dan lakukan hari ini, dalam artikel ini kita akan simak bagaimana perusahaan-perusahaan di dunia telah bergerak mendahului kurva untuk menangkap peluang di era AI ini. Kita juga akan mengeksplorasi jalan menuju pemanfaatan AI serta merumuskan strategi untuk bisa mengejar ketertinggalan kita.

BAB I | AI Sebagai Game Changer

Pada tahun 2019, Ant Financial Services group yang lahir dari Rahim Alibaba baru berumur 5 tahun. Meskipun tergolong muda pengguna jasanya sudah satu milliar lebih, pelanggannya sepuluh kali lebih banyak dari nasabah Bank terbesar di Amerika Serikat dengan jumlah pegawai yang cuman 10%nya.

Dengan performa itu, wajar kalau Valuasi And Financial di tahun 2018 mencapai 150 Miliar US dollar, atau setengah valuasi JP Morgan Chase, semua keberhasilan itu merupakan buah kemampuan mengoptimalkan manfaat kecerdasan buatan dan big data Alipay sebagai inti platform pembayaran selullernya. Keduanya di kelola untuk menyuguhkan produk layanan financial, mulai dari pinjaman ke pada konsumen, pengelolaan kekayaan, asuransi kesehatan, layanan penilaian kredit bahkan Game onlie yang mengajak penggunanya mengurangi jejak karbon.

Ant Financial telah menunjukkan kekuatan teknologi, bisa mengubah wajah bisnis keuangan. Dengan memanfaatkan AI dan Big Data, mereka tidak hanya mampu menawarkan layanan berkualitas, tatapi juga memberikan layanan lebih personal meskipun nasabahnya sangat-sangat berlimpah mereka melangkah secara radikal dengan melakukan digital to the corp. AI mengelola dan mengendalikan segalanya, mulai dari proses pengajuan pinjaman, pemberian saran financial hingga persetujuan biaya hingga pengajuan biaya asuransi, AI telah berperah mengatasi hambatan operasional yang biasanya membelenggu perusahaan konvensional, dengan itu maka Ant Financial bisa berenovasi dan mendorong pertumbuhan dan membuatnya bermanfaat di berbagai sektor. Performa Ant financial menyadarkan kita, inilah zaman yang melahirkan perusahaan inovatif seperti raksasa teknologi mulai dari google, facebook, Alibaba dll.

Mereka telah membawa kita ke dimensi baru yang dihidupakan oleh algoritma, bukan lagi oleh manusia, memang di balik layar ada tangan-tangan kreatif dan enginer yang merancang, tetapi setelah semuanya siap maka AI segera mengambil alih dan menciptakan nilai baru bagi pelanggan. Fenomena itu bisa kita liat pada penentuan harga di Amazone, rekomendasi lagi di Sportify sampai pemilihan pembeli di eccomers yang semuanya di atur oleh AI, pantas kalau Satya Nadella sang CEO Microsoft menyebut AI telah menjadi fondasi baru bagi perusahaan.

 BAB II | Keniscayaan Pabrik AI

Dua peneliti Hardfard Marco lansiti dan karim R Lakhani menyebut perluasan peran AI sebagai sebuah pabrik bertenaga AI atau AI Factory singkatnya AI telah menjadi pabrik keputusan yang dikelola perangkat lunak dan algoritma. AI Factory mampu melakukan pekerjaan manusia seperti menentukan harga, merekomendasikan produk atau mengkualifikasi peminjam dana.

Juga bisa membuat keputusan setelah menganalisa data secara sistematis, lalu mengubah data internal dan eksternal manjadi prediksi dan insight serta membuat pilihan tugas memandu, dan mengotomatiskan alur kerja operasional. Jangan bayangin Ai Factory itu secanggih AI di film Saint Fiction sebenarnya ni cuman AI sederhana yang bisa melakukan beberapa pekerjaan manusia dan membuat sebuah keputusan.

Nah AI Factory itu punya empat komponen kunci, pertama jalur data yang mempu mengumpulkan dan mengatur informasi layaknya pustakawan, yang kedua algoritma yang bisa memandu, memberikan prediksi dan juga saran untuk melakukan langkah berikutnya, ketiga platform eksperiment yang bisa berfungsi sebagai laboratorium yang menguji dan memfalidasi ide-ide baru dan keempat infrastruktur yang bisa menghubungkan ketiga element tadi sehingga integrasi berjalan dengan mulus termasuk dengan pengguna.

Pada saat ini AI sudah di pakai di berbagai fungsi diantaranya mengerjakan tugas pengiriman seperti dilakukan robot pengirim Amazone atau mobil otomatis. Bahkan bisa system informasi seperti google dan facebook telah lama memakai AI sehingga kita mudah mencari informasi, ketik aja di kotak penccarian maka seketika algoritma sekejap akan menemukan hal yang kita cari

BAB III | Skala, Variasi Dan Cara Belajar

Dalam praktek bisnis, kapabilitas dari sebuah bisnis merupakan faktor penting, begitu juga fariasi produk dan kemampuan untuk belajar. Biasanya semua faktor tersebut di capai melalui proses yang ketat yang bertumbu pada kemampuan manusia serta system IT tradisional, dengan memanfaatkan AI, semua itu bisa diubah AI mampu secara cepat memperbesar skala bisnis, membuat variasi produk lebih banyak dan belajar dari data untuk melakukan perbaikan terus menerus. Dulu ketika variasi layanan bertambah dan skala bisnis membesar maka biasanya margin keuntungan menjadi semakin menciut di sebabkan meningkatnya kompleksitas organisasi dan juga proses bisnis.

Kalau sekarang dengan bantuan AI, keuntungan bisa terus menerus bertambah walaupun variasi dan skala bisnis mereka semakin meluas, pemanfaatan AI telah menandai zaman baru dalam berbisnis karena AI merubah cara kita berfikir tentang skala, variasi dan cara belajar. Dan ketika kita membicarakan pemanfaatan AI maka sesungguhkan kita tidak berbicara tentang hanya teknologi, melainkan juga tentang munculnya jenis perusahaan baru yang mampu mengubah landscape industry.

Bayangkan kalau perusahaan yang pakai AI di adu dengan perusahaan konvensional bayangkan ketika perusahaan digital bersaing dengan perusahaan konvensional seperti Amazone melawan toko retail biasa atau Uber VS taksi konvensional, ya banyak sekali bedanya. Perusahaan dengan AI pasti menghasilkan hasil yang sama bahkan lebih baik dengan cara lebih efisien dengan skala bisnis yang lebih luas.

Dengan memanfaatkan AI perusahaan tetap bisa unggul dalam bidang bisnis berkelanjutan, antara lain karena perusahaan bisa memberikan layanan personal dalam skala yang besar. Sehingga perusahaan bisa efektif memiliki keinginan pelanggan yang spesifik sekalipun. Di sini kita bisa melihat bahwasanya AI telah mengubah cara kita berfikir tentang skala, dan juga efesiensi, skaligus nilai-nilai yang di ciptakan dan juga di pertahankan dalam jangka panjang.

BAB IV | Membangun Perusahaan Dengan AI

Biasanya perusahaan konvensional memiliki organisasi yang memiliki silo atau department yang bekerja sendiri, teknologi informasi yang digunakannya pun cenderung menciptakan egosentris masing masing departemen bukan justru memusnahkannya. Kalau perusahaan anda di bilang perusahaan konvensional seperti itu, maka harus di rubah cara kerja seperti itu. Karena di perusahaan yang memanfaatkan kecerdasan buatan silow-silow seperti itu adalah penghalang yang harus di musnahkan, ada liat aja google ads atau Ant Financial mereka berhasil karena semua data dan kode sudah diintegrasikan, bukan dipisahkan, mereka akan sulit beri inovasi atau bekerjasama dengan mitra luar kalau setiap silo di sebuah perusahaan memiliki cara kerja sendiri-sendiri, oleh karena itu sudah banyak perusahaan merobohkan silo dengan lebih focus dengan data dan analisis. Contohnya seperti Nordstrom, Vodafone, comcast dan Visa, mereka adalah perusahaan lama yang sudah mulai menggunakan teknologi digital untuk merubah model bisnis mereka.

Membuat system data yang lebih maju dan mengembangkan kemampuan AI, sebetulnya kalau mau berubah perusahaan anda tidak perlu sebagai starup teknologi, tapi anda harus berani mengubah system lama yang sudah tidak lagi efektif, menambah kemampuan baru dan mengubah budaya kerja.

Anda harus bisa menggabungkan semua data ke dalam satu system digital utama dan mengubah cara kerja organisasi supaya lebih efisien. Perubahan masih berproses di beberapa perusahaan tetapi manfaat penggunakan AI nya sudah kelihatan, misalnya Walmart yang saat ini sudah membangun cara kerja ke system AI supaya bisa bersaing dengan Amazone, mereka sudah meninggal kan system lama ke system yang baru yang lebih terpadu dan berbasis cloud.

Walmart dan juga Microsoft sudah bisa membuktikan bahwa setelah mengintegrasikan AI mereka dapat beradaptasi dengan lebih cepat, karena analisis datanya bisa berlangsung secara realtime, terbukalah kemudian ruang untuk bereksperimen dan membuat literasi secara lebih cepat sehingga kegagalan benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai pelajaran yang berharga.

Intinya AI telah di disain untuk menempatkan untuk kebutuhan pelanggan sebagai prioritas utama, sehingga setiap pengembangan produk atau layanan bisa selaras dengan ekspekstasi para pelanggan. Ketika dunia bisnis sudah di warnai persaingan bertenaga AI maka nasib sebuah perusahaan semakin di tentukan oleh kemampuan mengelola jaringan digital, perusahaan yang unggul adalah mereka yang bisa menguhubungkan setiap unit-unit bisnis, mengelola data mereka, mengolahnya melalui analitic dan juga AI, kemudian memanfaatkannya.

Dalam hal ini Google, facebook dan Alibaba adalah contoh perusahaan yang sukses karena mereka bisa mengumpulkan banyak data dan memanfaatkannya menggunakan Algoritma yang canggih, sekarang tidak lagi memadai kalau anda hanya focus pada analisis industry tradisional. Lihat aja industry otomatif yang mendapatkan tantangan dari taksi online. Seandainya perusahaan otomotif melihat mobil tidak sekedar sebagai sebuah produk tapi juga sebagai layanan terdigitalisasi, maka mereka bisa menciptakan nilai-nilai baru untuk pelanggan mereka.

Dulu perusahaan hanya bisa bermain aman di area yang sudah lama mereka geluti, tapi di dunia yang terhubung seperti sekarang batasan industry sudah tidak lagi relevan, perusahaan manapun akan tertinggal kalau mereka tidak bisa melewati hambatan itu, dan tidak bisa memanfaatkan data secara luas. Perusahaan sekarang harus punya strategi untuk focus membuat koneksi lintas industry dan memanfaatkan data yang ada.

BAB V | Waspadai Resiko AI

Kemajuan teknologi memang menawarkan kemudahan dan kepraktisan, tapi ingat belum tentu semua kelebihan itu membawa keuntungan. Ibarat mobil yang melaju tanpa rem atau pemain sky yang tidak bisa berhenti, system yang terlalu simles terkadang justru malah bisa menyebabkan ketidak stabilan, misalnya sebuah memei itu cepat sekali menyebar dan viral sampai tidak bisa ditahan pembuatannya, bahkan oleh pengontrol jaringannya sendiri.

Konten negative bisa menjangkau miliaran orang dan memperparah keadaan, kalau tidak ada mekanisme yang bisa menghambatnya. Begitupun dengan AI, kita risau dengan semakin banyaknya data yang di kumpulkan di sebuah perusahaan untuk mememberi makan AI mereka, Shoshana Zuboff dalam buku Age Of Surveillance Capitalism membuaka mata kita tentang bagaimana “data pribadi bisa menjadi komuditas dan dimanfaatkan perusahaan teknologi untuk meaup keuntungan. Padahal data itu adalah privasi kita”, ironisnya seringkali kita tidak mengerti atau bahkan ga ngeuh kalau kita secara sukarela sudah memberikan data pribadi kita sendiri.

Kita juga tidak sadar bahwa pemanfaatan AI telah mengubah tatakelola tenaga kerja, karena setiap pekerjaan apapun itu pasti akan terimbas oleh AI, AI akan mengurangi jumlah pekerja dengan sangat dramatis. Goldman Sachs AI bisa menghilangkan 300 juga posisi pekerjaan. Padahal jumlah posisi jumlah itu hamper sama dengan seperempat pekerjaan di daratan eropa.

Bahkan hasil research MIT dan Boston memberikan gambaran yang lebih spesifik “2 juta pekerja sector manufaktur akan kehilangan posisi pada tahun 2025 akibat tergusur oleh AI.”

Jadi perkiraan ancaman PHK yang dulu samar-samar sekarang sudah semakin akurat, PHK sudah didepan mata, meskipun ancaman AI cukup segnifikan terutama terkait tenaga kerja tetapi sebetulnya AI juga membuka peluang memperkaya pekerjaan manusia. Dalam buku Human + Machine, Paul R. Daugherlu and H. James Wilson mengungkap bahwa masa depan pekerjaan manusia tidak semua bisa tergantikan, AI justru harus berkolaborasi dengan menusia untuk bisa menciptakan nilai-nilai baru. Keterampilan seperti kreativitas, empati dan kemampuan memecahkan masalah akan selalu bisa di butuhkan.

 BAB VI Renungan

Supaya bisa memanfaatkan AI, maka pimpinan perusahaan harus cerdas dan cermat. Dia harus bisa memilih dan memilah mana aspek mana di tingkatkan dengan AI dan mana yang justru harus ditinggalkan. Kalau sudah bisa melakukannya maka dia bisa membawa perusahaan berselancar menunggangi obak AI yang begitu besar tanpa kehilangan arah visi perusahan.

Tapi ingat kalau pemimpin tidak hanya berperan sebagai arsitek strategi, melainkan juga sebagai penjaga nilai kemanusiaan. Maka dia harus bersikap bijak dalam menghadapi resiko-resiko seorang CEO misalnya jangan mudah melakukan PHK masal hanya demi efesiensi, mereka justru dapat mentrasformasi organisasinya dan mengembangkan talentanya supaya bisa kompetibel dengan era AI, dangan itu maka semua pihak akan diuntungkan. Karyawan akan survive dan terus tumbuh dalam melanscape pekerjaan baru, sementara perusahaan juga akan terus bertumbuh dengan berhubungan dengan karyawan dan organisasi yang lebih kompeten dan ejab.

Pada akhirnya para pemimpin harus melampau ambisi pribadi menuju kemenangan bersama, lebih dari itu mereka mesti mengarahkan infomasi AI dengan visi yang memegang teguh etika mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan mendorong kemaslahatan bersama

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama